Segala puji hanya milik Allah Rab semesta alam. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad dan keluarga serta shahabatnya. Amma ba’du:
Telah datang sebuah riwayat di dalam Shahih Muslim pada hadits Hudzaifah bin Al Yaman Radhiallahu ‘Anhu seputar fitnah-fitnah dan seputar apa yang wajib dilakukan oleh seorang muslim disaat terjadi fitnah-fitnah tersebut, terlebih khusus fitnah yang timbul dari sebagian pemimpin kaum muslimin berupa kesewenangan dan kedzaliman, sampai-sampai Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan pada hadits tersebut: Dengar dan taati pemimpin kalian walau punggungmu dipukul dan hartamu diambil
Hadits ini belakangan dipermasalahkan oleh sebagian ikhwan sampai-sampai sebagian mereka mengatakan tentang hadits ini bahwa ia berlaku terhadap perorangan di dalam lingkungan badui yang menolak untuk taat dan tunduk. Dan terkadang kondisi seperti ini membawa mereka kepada penolakan untuk taat dalam perkara yang ma’ruf atau mengambil sikap untuk berpecahbelah atau (bahkan) peperangan.
Dari sini (mereka) mentakwil (hadits ini) kepada selain makna (yang sebenarnya) dan memalingkannya dari makna lahirnya. Dan ketika mereka diingatkan dalam kekeliruan ini, mereka menisbatkan (pemahaman ini) kepada Al Imam An-Nawawi
Dan ketika merujuk kepada penjelasan Al Imam An-Nawawi di dalam Shahih Muslim terhadap hadits ini, kami dapati beliau mengatakan pada penjelasan hadits Hudzaifah Radhiallahu ‘Anhu, ketika ia berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: Bagaimana kami harus berbuat wahai Rasulullah apabila aku dapati yang demikian? Yakni pemimpin yang sewenang-wenang dan dzalim? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkata: Kalian (tetap) dengar dan taati pemimpin kalian, meskipun punggung kalian dipukul dan harta kalian dirampas.”
An-Nawawi berkata: “Meskipun punggung kalian dipukul” dengan dzalim “dan harta kalian dirampas” tanpa alasan yang benar. Dengan bentuk fiil majhul pada dua tempat dan keduanya merupakan syarat jawab dari perkataannya “dengar dan taati” pemimpin kalian pada selain kemaksiatan. –selesai-
Inilah teks penjelasan An-Nawawi terhadap hadits diatas. Dimana beliau memberlakukan hadits tersebut sesuai lahiriyah dan kandungannya dan beliau tidak mentakwilnya seperti takwilan mereka para ikhwan.
Hadits ini dan hadits-hadits semisal ini mengandung pokok agung dari pokok-pokok ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah berupa keharusan bersama jama’ah kaum muslimin dan bersabar terhadap kesewenangan pemimpin dan kedzaliman mereka karena hal ini akan membuahkan maslahat yang besar seperti terlindunginya darah kaum muslimin dan perlindungan terhadap kehormatan mereka dan keamanan mereka serta ketenangan. Dan ini semua merupakan maslahat-maslahat yang jauh melebihi kemudharatan yang timbul dari bersabar atas kesewenangan pemimpin dan lebih daripada itu, mudharat pembangkangan dan melepas ketaatan (kepada pemimpin).
Dan ini diantara bentuk (pengamalan kaidah) menempuh mudharat yang lebih kecil dalam rangka menghalau mudharat yang lebih besar. Dan ini merupakan kaidah yang agung dari kaidah-kaidah agama Islam.
Maka dalam rangka memberi peringatan atas apa yang telah terjadi seputar permasalahan ini dari timbulnya kesalahpahaman dari sebagian ikhwan, aku pun tulis (catatan) ini.
Ditulis oleh:
Shalih bin Fauzan Al Fauzan
Anggota Hai’at Kibaril Ulama
07-07-1433 H
تنبيه على خطأ في شرح حديث “وإن ضرب ظهرك وأخذ مالك“
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وبعد: فقد جاء في صحيح مسلم في حديث حذيفة بن اليمان رضي الله عنه في الفتن وما يجب على المسلم عند حدوثها خصوصا ما يحصل من بعض ولاة المسلمين من الجور والظلم حتى قال النبي صلى الله عليه وسلم في هذا الحديث تسمع وتطيع للأمير وإن ضرب ظهرك وأخذ مالك فأشكل هذا على بعض الإخوان حتى قال بعضهم عن هذا الحديث أنه خطاب للفرد في بيئة عربية تأنف من الطاعة وتأبى الضيم وربما حملها ذلك على رفض الطاعة بالمعروف أو التحضير للانشقاق أو التصعيد للقتال وصاروا يئولونه بغير معناه ليصرفوه عن ظاهره ولما اعترض عليهم في ذلك نسبوا هذا إلى الإمام النووي وعند مراجعة شرح الإمام النووي على صحيح مسلم على هذا الحديث وجدناه يقول في شرح حذيفة رضي الله عنه لما قال لرسول الله صلى الله عليه وسلم كيف اصنع يا رسول الله إن أدركت ذلك يعني ما يقع من جور الولاة وظلمهم قال: “تسمع وتطيع للأمير وأن ضرب ظهرك وأخذ مالك”، قال النووي: (وإن ضرب ظهرك) ظلمًا (وأخذ مالك) بغير حق، ببناء الفعل للمجهول في الموضعين وهما شرط جوابه (فاسمع وأطع) له في غير معصية – انتهى – هذا نص شرح النووي على هذا الحديث حيث أجراه على ظاهرة ومدلوله ولم يئوله إلى ما قاله هؤلاء الأخوة، وهذا الحديث وأمثاله يتضمن أصلا عظيما من أصول اعتقاد أهل السنة والجماعة في لزوم جماعة المسلمين والصبر على جور الولاة وظلمهم لما يترتب على ذلك من المصالح العظيمة من حقن دماء المسلمين وحماية أعراضهم وأمنهم واستقرارهم وهي مصالح تفوق بكثير ما يلحق من الضرر في الصبر على جورهم وأشد منها ضرر الخروج وشق عصا الطاعة، وهذا من ارتكاب أخف الضررين لدفع أعلاهما وهي قاعدة عظيمة من قواعد الإسلام، ولأجل التنبيه على ما حصل في هذا الموضوع من خطأ من بعض الأخوة كتبت ذلك.
كتبه
صالح بن فوزان الفوزان
عضو هيئة كبار العلماء
1433-07-07هـ
صورة المقال