Al Imam Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullah, berkata:
“Sungguh demi Allah Yang tidak ada sesembahan yang benar selain Dia, sesungguhnya ini adalah nasihat. Karena mayoritas orang yang kami dapati dan belajar kepada kami akan perkara ini dan ia telah mengerti dengan lisannya, tapi saat ada kejadian dia tidak mengetahui (hukum)nya!!
Bahkan jika ada sebagian musyrikin berkata kepadanya : Kami tahu bahwa Rasulullah tidak memiliki untuk dirinya manfaat dan mudharat dan bahwa yang bisa memberi manfaat dan mudharat adalah Allah. Orang (yang merasa paham tauhid) ini bilang : Jazaakallahukhairan!!
Dia menyangka bahwa ini adalah tauhid. Padahal kami telah mengajarinya lebih dari setahun bahwa ini adalah tauhid rububiyah yang juga diakui oleh musyrikin.
Ingat, ingatlah Allah untuk cermat terhadap masalah ini!! Sesungguhnya (memahami perkara) ini adalah pembeda antara kekufuran dan keislaman.
Jika ada seseorang mengatakan : syarat sahnya shalat sembilan. Kemudian dia sebutkan satu persatu. Lalu jika ia melihat seseorang shalat telanjang tanpa hajat atau shalat tanpa wudhu’ atau shalat tidak menghadap kiblat, ia tidak tahu apakah shalat orang ini rusak (atau tidak). Orang ini sebenarnya belum mengenal syarat-syarat shalat walaupun lisannya lancar menyebutkannya.
Walau ia mengatakan bahwa rukun-rukun (shalat) empat belas, kemudian ia sebutkan satu persatu. Kemudian ia mendapati orang yang tidak membaca Al Fatihah, orang yang tidak ruku’, orang yang tidak duduk tasyahhud, dia belum mengerti apakah shalat orang ini sah (atau tidak). Orang ini sebenarnya belum mengerti rukun-rukun (shalat) walaupun ia mampu menyebutkannya satu persatu.
Ingat, ingatlah Allah untuk cermat terhadap perkara ini!!. -selesai. Lihat Ar-Rasail Asy-Syakhshiyyah (hal 20-21)
Catatan:
Demikianlah kondisi mayoritas orang yang merasa sudah belajar tauhid sekarang ini atau bahkan mengajarkannya. Ia belajar pembatal-pembatal islam, tapi ketika melihat seseorang melakukan pembatal dengan jelas dihadapannya, dia tidak tahu apakah orang ini batal islamnya atau tidak. Kondisinya persis seperti orang yang hafal syarat sahnya shalat atau rukun-rukun shalat, namun ketika mendapati seseorang kurang syaratnya atau tidak terpenuhi rukunnya, dia pun tidak tahu apakah orang ini sah shalatnya atau tidak!! Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat!