Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah pernah ditanya:
Sering kami dapati orang-orang yang menyeru manusia kepada tauhid di berbagai negara Islam justru berpecah-belah dan terbagi menjadi berkelompok-kelompok. Sementara mereka semua mengajak kepada tauhid, sungguh memprihatinkan; padahal [bukankah] akidah itu akan mewujudkan persatuan dan bukan malah memecah-belah?
Beliau menjawab:
Menurut saya, hal ini tidak benar. Saya tidaklah mengira bahwa orang-orang yang suka berpecah-belah itu mengajak kepada tauhid. Sebab seandainya mereka menyeru kepada tauhid niscaya mereka tidak akan berpecah-belah. Akan tetapi sesungguhnya mereka itu adalah mengajak kepada pemikiran-pemikiran dan jalan-jalan [yang menyimpang, pent]. Masing-masing punya jalan sendiri.
“Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada diri mereka.”
(QS. al-Mu’minun: 53 dan ar-Ruum: 32).
Sebab pada hakikatnya, seandainya mereka itu berdakwah kepada tauhid dengan cara dakwah yang benar pastilah mereka akan bersatu dan berkumpul. Karena tauhid itulah yang menyatukan orang-orang terdahulu sebelum kita, dan tauhid itu pula yang bisa menyatukan kita dan menyatukan orang-orang setelah kita. Sesungguhnya kebodohan tentang tauhid, atau karena ketidakseriusan dalam memperhatikan masalah [tauhid] ini, itulah sebenarnya faktor yang memecah-belah para da’i.
[lihat Mazhahir Dha’fil ‘Aqidah Fi Hadzal ‘Ashr, hal. 31]