Sebagai seorang muslim wajib mengetahui dan meyakini pondasi-pondasi akidah berikut;
1- KEWAJIBAN PERTAMA
Kewajiban pertama atas setiap manusia adalah mengenal Allah(1) dan mengetahui dengan ilmu untuk apa Allah menciptakannya?
Allah Ta’aala berfirman;
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami.” (Qs. Al Mu’minun: 115)
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Qs. Adz-Dzariyat: 56)
Allah menciptakanmu bukan tanpa tujuan dan sia-sia. Allah menciptakanmu hanya untuk beribadah kepada-Nya saja.
——————-
Penjelasan;
(1) Mengenal Allah Ta’aala dengan memperhatikan ayat-ayat Nya. Ayat adalah tanda kebesaran Allah yang Dia titipkan pada alam semesta. Dan ayat Allah ada dua; Ayat kauniyah dan ayat Syar’iyyah. Ayat kauniyah adalah semua ciptaan-Nya. Sedangkan ayat syar’iyyah berupa Al Qur’an yang menerangkan nama-nama Nya yang indah dan sifat-sifat Nya yang tinggi dan perbuatan-Nya yang terpuji yang tidak keluar dari karunia dan keadilan. Tapi untuk bisa memperhatikan kedua ayat ini seseorang harus memfungsikan indra yang telah Allah berikan kepadanya berupa; mata, telinga dan hati. Dimana apabila ketiga indra ini tidak dia fungsikan untuk melihat kebenaran manusia yang Allah muliakan derajatnya di atas sekalian ciptaan-Nya menjadi lebih sesat daripada binatang ternak.
Apa manfaat yang didapat dari mengenal Allah? Apabila seseorang memfungsikan indranya untuk mengenal Rab-nya akan timbul di dalam hatinya bahwa Rabnya Maha besar, Maha Berkuasa dan seterusnya, sedangkan dirinya adalah tempat segala macam kelemahan dan kekurangan. Dari situ lahirlah rasa pengagungan, takut, cinta dan ketergantungan hanya kepada-Nya yang selayaknya.
2- ARTI ILMU
Ilmu yang Allah puji dan Allah puji juga orang yang mencarinya dan memilikinya, adalah ilmu yang melahirkan rasa takut, rasa cinta dan ketundukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’aala. Ilmu ini adalah ilmu yang mengenalkanmu kepada Allah, nabi-Nya dan Islam sebagai jalan hidup beserta dalil dan bukti-buktinya.
Allah Ta’aala berfirman;
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Qs. Al Mujadilah: 11)
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (Qs. Faathir: 28)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda;
من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله به طريقا إلى الجنة
“Barangsiapa menempuh jalan guna mencari ilmu Allah mudahkan jalannya menuju surga.” HR Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu
Dan selain ilmu agama apabila tidak menambah ketakwaan hanyalah kesia-siaan.[1]
3- DENGAN APA AKU MENGENAL ALLAH?
Manusia mengenali Rab-nya dengan melihat kepada ciptaan-ciptaan-Nya dan tanda-tanda kebesaran-Nya. Allah Ta’aala berfirman;
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (Qs. Fushshilat: 37)
4- MANUSIA APABILA MENGENAL ALLAH, MENTAUHIDKAN-NYA
Orang yang mengenal Allah mentauhidkan-Nya, takut kepada-Nya, mencintai-Nya, besar harapan dia kepada-Nya. Dan orang yang mengenal Allah mencintai apa-apa yang Allah cintai dan membenci apa-apa yang Allah benci.
Allah Ta’aala berfirman;
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai manusia, sembahlah Rabb-mu, Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (Qs. Al Baqarah: 21-22)
Seorang salaf dahulu berkata; “Diantara tanda seorang hamba mengenal Allah, dia takut kepada-Nya. Barangsiapa bertambah pengetahuannya tentang Allah bertambah rasa takutnya kepada Allah.” Madarijus Salikin (halaman 317)
5- KALIMAT TAUHID & ARTINYA
Kalimat tauhid adalah Laa ilaaha Illallah. Yaitu pengakuan lisan bahwa tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya. Kemudian keyakinan hati tanpa sedikit pun keraguan akan kebenaran makna yang dikandungnya. Dan ketundukan anggota badan dengan beribadah hanya kepada Allah dan tidak beribadah kepada selain-Nya.
6- IBADAH DAN MACAM-MACAMNYA
Ibadah adalah semua ucapan dan perbuatan yang Allah cintai dan ridhai, yang tampak atau tersembunyi. Indikatornya kecintaan Allah, dan ruang lingkupnya adalah; hati, lisan dan anggota badan.
Ibadah hati seperti keyakinan akan keesaan Allah pada Dzat-Nya, Rububiyah-Nya, Uluhiyah-Nya dan nama-nama dan sifat-sifat Nya. Ibadah lisan seperti mengucapkan kalimat tauhid. Ibadah anggota badan seperti mengerjakan shalat, puasa, zakat dan haji semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta’aala.
7- ISLAM & RUKUN-RUKUNNYA
Islam artinya istislam atau berserah diri. Yaitu berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan Allah, dan tunduk kepada-Nya dengan mengerjakan ketaatan, dan berlepas diri dari kesyirikan dan para pelakunya.
Rukunnya ada lima. Tidak sah keislaman seseorang sampai mendatangkan seluruhnya. Yaitu; (1) Kamu bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah dengan mengucapkan; “Asyhadu Allaa Ilaaha Illallah, wa Asyhadu Annaa Muhammadar Rasulullah.” Yang artinya; Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Kemudian (2) menegakkan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) pergi haji bagi yang mampu dan (5) mengerjakan puasa di bulan Ramadhan.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda; “Islam dibangun diatas lima perkara…”
8- IMAN & RUKUN-RUKUN NYA
Iman artinya tashdiq atau membenarkan. Yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat dengan lisan, dan meyakini kebenarannya dengan hati, dan mengamalkan kandungannya dengan anggota badan.
Rukunnya ada enam. Tidak sah keimanan seseorang sampai dia mendatangkan seluruhnya. Yaitu; (1) beriman kepada Allah, dan (2) beriman kepada malaikat-malaikat Nya, dan (3) beriman kepada kitab-kitab Nya, dan (4) beriman kepada rasul-rasul Nya, dan (5) beriman kepada hari kebangkitan, dan (6) beriman kepada takdir baik dan takdir buruk.
9- IHSAN & RUKUN-RUKUN NYA
Ihsan artinya sempurna, dan rukunnya ada satu. Yaitu; kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya. Dan apabila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu.
Dalil akan rukun islam, iman dan ihsan adalah hadits Jibril Alaihissalam yang populer.
10- NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM
Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab. Nasabnya sampai kepada Ma’d bin Adnan. Dan Adnan adalah keturunan Ismail bin Ibrahim Al Khalil.
Usianya 63 tahun. 40 tahun sebelum nubuwah dan 23 tahun sebagai nabi dan rasul. Beliau diangkat sebagai nabi dengan firman-Nya “Iqra!” (Bacalah!) yaitu lima ayat pertama dari surat Al ‘Alaq dan diangkat sebagai rasul dengan “Yaa Ayyuhal Muddatsir!” (Wahai orang yang berselimut!) yaitu tujuh ayat pertama dari surat Al Muddatsir.
Allah mengutusnya untuk memperingatkan manusia dari kesyirikan dan mengajak kepada tauhid. Beliau mengajak kepada tauhid selama 10 tahun di Makkah, dan setelahnya diangkat ke langit pada peristiwa mi’raj untuk menerima perintah shalat. Dan pada tahun 13 kenabian Allah memerintahkannya untuk hijrah ke Madinah. Yaitu pindah dari negeri syirik ke negeri Islam. Dan setelah menetap di Madinah Allah menurunkan kepadanya syariat-syariat Islam lainnya seperti; zakat, puasa, haji, jihad, amar ma’ruf nahi munkar dan syariat-syariat lainnya. Beliau mengajari ummatnya agama Allah ini selama 10 tahun. Lalu setelah itu Allah mewafatkannya.
TIGA PILAR BERAGAMA
A. Mentaati Rasulullah
Allah telah menciptakan kita, dan memberi kita rezeki-Nya, dan tidak meninggalkan kita tanpa perintah dan larangan. Dia mengutus kepada kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai nabi dan rasul untuk ditaati. Barangsiapa mentaatinya dia masuk surga, dan barangsiapa durhaka kepadanya dia masuk neraka.
B. Mentauhidkan Allah
Allah tidak ridha apabila Dia disekutukan dengan salah satu dari ciptaan-Nya dalam peribadahan kepada-Nya apakah dengan malaikat yang dekat kedudukannya dengan Allah, atau dengan nabi yang diutus, apalagi dengan selain keduanya dari makhluk-makhluk ciptaan-Nya.
C. Wala’ wal Bara’ atau cinta dan benci karena Allah
Bahwa orang yang sudah mentaati Rasulullah dan mentauhidkan Allah tidak boleh baginya berkasih sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan rasul-Nya walaupun orang-orang itu adalah kerabat dekatnya.
11- KEWAJIBAN BERAMAL, DAKWAH & SABAR DI JALAN DAKWAH
Apabila seseorang telah mengetahui kebenaran, wajib atasnya mengamalkan ilmunya, kemudian secara bersamaan mendakwahkannya. Dan apabila dia mendapati gangguan dalam berdakwah, wajib atasnya bersabar sambil mengharap ganjaran dari Allah semata.
12- HANIFIYAH AJARAN IBRAHIM ALAIHISSALAM
Allah Ta’aala berfirman;
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif”. Dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Rabb.” (Qs. 16:123)
Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;
إنى أُرْسِلْتُ بِحَنِيفِيَّةٍ سَمْحَةٍ
“Aku diutus dengan ajaran hanifiyah yang mudah.” HR Ahmad dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha
Hanif atau hanifiyah adalah kamu beribadah kepada Allah semata dengan mengikhlaskan untuk-Nya ibadah itu. Inilah perintah Allah kepada segenap hamba-Nya dan tujuan Allah meciptakan mereka.
Allah Ta’aala berfirman;
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
“Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus (hunafa).” (Qs. 98:5)
14- KESYIRIKAN ADALAH BERIBADAH KEPADA SELAIN ALLAH
Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ke tengah kaum yang sudah mengenal Allah sebagai satu-satunya Pencipta, Pemilik dan Pengatur alam semesta (Rububiyah). Disamping itu mereka juga sudah beribadah kepada Allah, mengenal akhlak yang terpuji dan mencela akhlak yang tercela. Tapi disamping itu semua mereka juga beribadah kepada selain Allah dari orang-orang shalih, malaikat atau nabi atau wali yang mereka buat patungnya. Mereka meyakini bahwa orang-orang shalih itu adalah perantara yang bisa mendekatkan diri-diri mereka kepada Allah dan menjadi pemberi syafaat bagi mereka disisi Allah. Karena itulah mereka diperangi.
Allah Ta’aala berfirman;
وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِندَ اللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfa’atan, dan mereka berkata:”Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah”. Katakanlah:”Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya di langit dan tidak (pula) di bumi” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).” (Qs. 10:18)
Dan Allah berfirman;
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (Qs. 39:3)
15- DUA RUKUN LAA ILAAHA ILLALLAH
Laa ilaaha Illallah terdiri dari dua rukun;
(1) “Laa Ilaaha” nafi, yaitu menafikan ilahiyah dari selain Allah, dari para rasul sekalipun Muhammad. Dan menafikannya dari para malaikat sekalipun Jibril. Apalagi selain mereka berdua.
(2) “Illallah” itsbat, yaitu menetapkan ilahiyah atau peribadahanhanya untuk Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya.
Seseorang tidak disebut muwahid/ahli tauhid sampai dia memenuhi kedua rukunnya sekaligus. Allah Ta’aala berfirman;
فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا ۗ
“Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:256)
16- WAJIB MENCINTAI SESAMA AHLI TAUHID
Orang yang mencintai tauhid wajib mencintai sesama ahli tauhid dan membangun wala’ wal bara’ atau cinta dan benci diatasnya (tauhid).
17- KEUTAMAAN MENTAUHIDKAN ALLAH
Orang yang mengucapkan syahadat dan tidak membatalkannya mendapat dua keutamaan;
(1) Masuk ke dalam surga meskipun sebelumnya harus singgah di neraka disebabkan dosa-dosa yang dia belum sempat bertaubat darinya selagi dosanya bukan kesyirikan besar.
(2) Diharamkan dari jilatan api neraka. Apakah karena amalannya atau berkat syafaat Nabinya.
Dan diantara mereka ada yang Allah muliakan masuk surga tanpa hisab dan azab.
18- TAKUT KEPADA KESYIRIKAN
Orang yang mencintai tauhid, ingin meraih keutamaannya takut dari pembatalnya. Dan yang membatalkan tauhid adalah kesyirikan. Yaitu beribadah kepada selain Allah seperti sujud kepada kuburan atau menyembelih untuk wali atau orang shalih.
Apabila hal itu dilakukan disamping ibadahnya kepada Allah, itulah kesyirikan. Dan apabila dia tidak beribadah kepada Allah sama sekali, ini lebih buruk lagi.
Dan kesyirikan menggugurkan pahala dan menjadikan pelakunya kekal di neraka apabila mati dan belum sempat taubat darinya.
19- PEMBATAL-PEMBATAL TAUHID
Pembatal tauhid ada banyak. Yang paling berbahaya adalah melakukan kesyirikan dalam peribadahan seperti menyeru selain Allah dan beribadah kepada selain-Nya dengan sujud, menyembelih, nazar dan lain sebagainya.
20- MENGOLOK-OLOK AGAMA MEMBATALKAN ISLAM
Diantara pembatal-pembatal keislaman adalah mengolok-olok agama Islam seperti mengolok-olok shalat, haji, surga atau neraka.
21- MENGINGINKAN KEJAYAAN ORANG KAFIR DIATAS MUSLIMIN
Termasuk yang membatalkan Islam menginginkan kemenangan orang-orang kafir dari muslimin, apa lagi kalau menolong mereka dan membantu mereka dengan jiwa, harta atau tahta dalam memerangi muslimin maka dia kafir.
22- BERHUKUM DENGAN SELAIN HUKUM ALLAH
Barangsiapa meyakini boleh berhukum dengan selain hukum Allah, atau menganggap selain hukum Allah sama dengan hukum Allah batal Islamnya. Begitu juga orang yang menyingkirkan hukum Allah, atau membuat produk hukum yang dia berlakukan kepada segenap muslimin dan hukum itu melanggar hukum Allah. Maka batal islamnya.
23- MEYAKINI BOLEH BAGI SESEORANG TIDAK TERIKAT DENGAN AGAMA ALLAH
Barangsiapa meyakini boleh bagi seseorang tidak terikat dengan syariat Islam, apabila dia orang Islam maka batal islamnya.
24- SIHIR DAN SANTET MEMBATALKAN ISLAM
Barangsiapa melakukan sihir, atau menggunakan jasanya atau ridha dengannya batal islamnya.
25- TERMASUK PEMBATAL BERPALING DARI AGAMA SECARA KESELURUHAN
Tidak peduli dengan agama sama sekali sehingga tidak belajar tauhid untuk diikuti dan tidak mengetahui kesyirikan untuk ditinggalkan, membatalkan keislaman. Begitu pula orang yang tidak beramal sama sekali, amalan lisan, hati dan anggota badan dia bukan muslim.
[1] Al Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata;
Semua ilmu selain Al Qur’an adalah menyibukkan
Kecuali hadits dan kecuali fikih tentang agama
Ilmu adalah yang padanya terdapat haddatsana (ilmu hadits)
Adapun selainnya hanya was-was syaithan saja