Untuk Sebuah Harapan

“Sesungguhnya Rahmat-Ku Mengalahkan Kemurkaan-Ku”

 

Betapa luas kasih sayang Allah Ta’ala kepada alam semesta. Begitu luas seluas ilmu-Nya yang melebihi batas cakrawala alam fikir seorang hamba. Adakah satu molekul di jagad semesta ini yang luput dari pengetahuan-Nya (ilmu)? Bukankah Allah mengetahui sampai helai daun yang jatuh dimana dia jatuh dan kapan jatuhnya?! Bahkan benih yang berada diantara lapisan-lapisan bumi paling dalam sekalipun Allah mengetahuinya. “…dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). Qs. Al An’am: 59

 

Adakah satu ruang baik di alam atas maupun di alam bawah yang berada diluar pengetahuan-Nya? Dalam satu sabdanya yang memperingatkan dari perbuatan mencari-cari aib orang, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan, “…barangsiapa mencari-cari aib saudaranya Allah “cari-cari” aibnya. Dan barangsiapa Allah “cari-cari” aibnya, Dia akan bongkar meski aib itu disudut rumahnya.” Dan tidak sampai disitu, bahkan Allah tahu apa yang kita sembunyikan di dalam dada. “Allah mengetahui khianatnya mata dan apa-apa yang kamu sembunyikan di dalam dada”

 

Tapi kengerian yang acap kali timbul dari sifat Maha Mengetahui-nya Allah ini pada hakikatnya adalah rahmat. Rahmat atau kasih sayang Allah yang meliputi segenap ciptaan-Nya adalah efek/atsar dari nama Allah Yang Maha Rahman / Ar-Rahman. “Maka perhatikanlah kepada tanda-tanda rahmat Allah, bagaimana Dia menghidupkan bumi setelah sebelumnya gersang. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat bukti bahwa Dia (Allah) Yang Menghidupkan (membangkitkan) orang-orang yang sudah mati, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.” Qs. Rum: 50.

 

Rahmat dan kasihsayang ini tampak demikian jelasnya tanpa sanggup bagi siapa pun untuk mengingkari. Rahmat yang memenuhi penjuru-penjuru langit dan bumi, mengisi setiap hati yang hidup, sampai kasihsayang yang ada antar sesama ciptaan-Nya adalah merupakan bagian dari Rahmat-Nya yang Ia letakkan di dalam hati-hati mereka.

 

Rahmat ini juga tampak sangat jelas pada syariat dan aturan-Nya bagi mereka yang diberi pengelihatan dan akal. Syariat-Nya penuh dengan kemudahan dan keringanan. Bahkan larangan-larangan-Nya pun adalah rahmat dan kebaikan yang melindungi agama, akal, kehormatan, jasmani, akhlak dan harta hamba-hamba-Nya dari keburukan dan bahaya.

 

Ini semua adalah sebagian atsar / tanda dari tanda-tanda rahmat-Nya di dunia. Dan pada hari kiamat Allah mengkhususkan rahmat-Nya untuk orang-orang yang beriman kepada-Nya dan kepada rasul-rasul-Nya dan memuliakan mereka dengan ampunan dan maaf yang tidak bisa dilukiskan oleh lisan dan tidak bisa dibayangkan dengan pikiran. “Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat yang satu darinya Ia turunkan diantara jin, manusia dan binatang. Dengannya mereka saling menyayangi, saling mengasihi. Dan dengannya pula binatang buas sayang kepada anaknya. Dan tersisa 99 rahmat yang dengannya Allah merahmati hamba-hamba-Nya di hari kiamat.” Muttafaqun ‘Alaihi.

 

Ar-Rahman bagi Allah adalah nama sekaligus sifat, dia ‘alamiyah (predikat) sekaligus washfiyah (sifat). Rahmat yang terkandung pada nama ini adalah rahmat yang sempurna dan luas seluas ilmu Allah Ta’aala.

 

Pada doa para malaikat untuk orang-orang beriman, malaikat-malaikat itu berkata, “Wahai Rab kami rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu…” Qs. Ghafir: 7 

 

Ayat ini menunjukkan bahwa rahmat dan ilmu Allah maha luas meliputi semesta alam. Dan disandingkannya kata “rahmat” dengan “ilmu” disini menunjukkan bahwa hal apa pun yang dicapai/diliput oleh ilmu (pengetahuan) Allah, sesungguhnya rahmat dan kasih sayang Allah pun sampai kesana (meliputinya).

 

Maka sebagaimana Allah mengetahui pelaku maksiat, orang kafir, orang yang melanggar aturan dan batasan-batasan dan seterusnya dari para “pembangkang agama”, sesungguhnya rahmat Allah juga sampai kepada mereka. Bukankah Allah terus memberikan kepada mereka kehidupan dan segala macam support untuk mereka bertahan hidup?! Allah beri kepada mereka tempat tinggal untuk berteduh dikala panas maupun hujan, pakaian yang melindunginya dari panas maupun dingin, makanan dan minuman yang menutupi rasa lapar dan dahaga, sampai pasangan hidup, anak, bahkan banyak dari mereka juga mendapatkan kehidupan yang layak.

 

Akan tapi rahmat Allah bagi orang beriman tentunya jauh lebih besar. Apabila orang kafir mendapatkan rahmat, rahmat yang mereka dapatkan hanyalah sebatas rahmat terkait dengan jasad dan jasmani mereka, bukan rahmat yang ideal dan sempurna. Karena disisi rahmat  jasadiyah dan jasmaniyah, orang yang beriman juga mendapatkan rahmat lainnya yaitu berupa taufiq, hidayah dan keimanan atau rahmat diniyah imaniyah.

 

Rahmat berupa tarbiyah ruhiyah/diniyah imaniyah yang Allah berikan kepada si mu’min berupa perlindungan baginya dari hal-hal yang berakibat kepada kemerosotan iman atau lenyapnya iman. Seorang mukmin dengan rahmat Allah mewaspadai setiap faktor baik internal maupun luar yang membahayakan keimanannya. Sehingga dia tidak mendengar dengan telinganya selain yang mengundang keridha’an Rabnya, dia tidak melihat dengan matanya apa-apa yang akan mendatangkan kemurkaan-Nya. Begitulah Allah berkata pada salah satu hadits qudsi “Apabila aku telah cinta kepada hamba-Ku, Akulah pendengarannya yang dengannya dia mendengar dan Akulah pengelihatannya yang dengannya dia melihat…” rahmat yang khas / khusus yang hanya dimiliki oleh mereka yang beriman, rahmat yang menata apik kehidupan si mu’min. Dikala ia mendapat nikmat dia bersyukur dan kapan ia diuji dengan suatu cobaan dia bersabar, sehingga pantaslah baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berujar,  “Sungguh menakjubkan urusan orang yang beriman!”

 

Maka apakah maksiatmu atau kelalaianmu wahai hamba, kendati Allah Maha Mengetahuinya, sadarilah rahmat Allah tidak pernah luput darimu. “Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku”. Lalu bagaimana jadinya jika engkau justru termasuk orang yang taat? “…dan apabila dia memohon perlindungan kepada Aku, Aku lindungi. Dan apabila dia meminta (sesuatu) kepada Aku, Aku beri.”

 

Wallahu’alam

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *