Pokok dan Kaidah Ajaran Islam (Terjemahan Matan)

Pokok dan kaidah ajaran Islam ada dua:

Pertama: Perintah beribadah kepada Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya dan mengobarkan semangat kepadanya. Memberikan loyalitas (wala’) kepadanya dan mengkafirkan orang yang meninggalkannya.

Kedua: Memberikan peringatan dari kesyirikan dalam beribadah kepada Allah dan bersikap tegas dan membangun permusuhan padanya serta mengkafirkan orang yang melakukannya.

1- Orang-orang yang menyelisihi prinsip ini bermacam-macam: Yang paling berbahaya adalah orang yang menyelisihi (prinsip ini) seluruhnya. Menerima kesyirikan dan meyakininya sebagai agama (yang benar) dan mengingkari tauhid dan meyakininya sebagai kebatilan, sebagaimana ini kondisi mayoritas manusia.

2- Dan diantara manusia ada yang beribadah kepada Allah semata (tapi) tidak mengingkari kesyirikan dan tidak memusuhi musyrikin.

Dan maklum diketahui bahwa orang yang tidak mengingkari kesyirikan belum mengenal tauhid dan belum mendatangkannya.

3- Dan diantara mereka ada yang memusuhi mereka (musyrikin, tapi) tidak mengkafirkan mereka.

Jenis ketiga ini juga belum mendatangkan kandungan “Laa ilaaha Illallah” berupa menafikan kesyirikan dan konsekwensinya yang berupa mengkafirkan orang yang melakukannya setelah adanya penjelasan berdasarkan ijma’.

4- Dan diantara mereka ada yang tidak mencintai tauhid dan tidak membencinya.

Dan orang yang belum mencintai tauhid belum terhitung sebagai muwahhid.

5- Dan diantara mereka ada yang tidak membenci kesyirikan dan tidak mencintainya. 

Barangsiapa seperti ini keadaannya, dia belum menafikan apa yang dinafikan kalimat “Laa ilaaha Illallah” berupa kesyirikan dan mengingkari apa-apa yang diibadahi selain Allah dan berlepas diri darinya. Maka orang ini tidak memiliki islam sama sekali, darah dan hartanya belum terlindungi.

6- Dan diantara mereka ada yang tidak mengerti kesyirikan dan tidak mengingkari dan menafikannya.

Dan seseorang tidak menjadi muwahhid kecuali dengan menafikan kesyirikan, berlepasdiri darinya dan dari orang yang melakukannya serta mengkafirkan mereka.

7- Dan diantara mereka ada yang tidak mengerti tauhid dan tidak (juga) mengingkarinya. 

Poin ini persis dengan poin sebelumnya. Mereka belum peduli dengan tujuan mereka diciptakan.

8- Dan diantara mereka ada yang jauh lebih berbahaya: (yaitu) orang yang mengamalkan tauhid akan tetapi tidak mengerti keutamaannya (sehingga) ia tidak membenci orang yang meninggalkannya dan tidak mengkafirkannya. 

Karena dia belum mengerti keistimewaan apa yang dia kerjakan dan belum mendatangkan perkara yang dengannya tauhidnya menjadi sah dari syarat-syarat yang berat yang wajib dia datangkan.

9- Dan diantara mereka ada yang meninggalkan kesyirikan dan membencinya (tapi) tidak mengerti bahayanya dan tidak memusuhi pelakunya dan tidak mengkafirkan mereka.

Poin ini mirip dengan poin sebelumnya, tapi dia tidak mengerti jeleknya kesyirikan. Karena jika dia mengerti jeleknya kesyirikan dia akan mengerjakan konsekwensi dari ayat-ayat yang muhkam, seperti ucapan Nabi Ibrahim Al Khalil ((Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa-apa yang kalian ibadahi, kecuali Yang Menciptakanku)) dan ucapannya ((Sesungguhnya kami berlepasdiri dari kalian dan dari apa-apa yang kalian ibadahi selain Allah. Kami kufur kepada kalian dan tampak antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian selamanya sampai kalian beriman kepada Allah semata))

Mereka semua telah menyelisihi ajaran yang dahulu dibawa para nabi berupa agama Allah Subhanahu Wa Ta’aala.

Wallahua’lam.

Sumber: Kitab Ashlu Diinil Islam wa Qaa’idatuhu, oleh: Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *