KEUTAMAAN BANGSA ARAB

Mengenal Nabi Muhammmad SAW dan para shahabatnya tidak lepas dari mengenal bangsa arab. Mencintai Rasulullah dan para shahabatnya tidak lepas dari mencintai bangsa Arab. Mengakui bahwa Nabi Muhammad merupakan manusia pilihan yang terbaik, tidak lepas dari mengakui bahwa bangsa arab merupakan bangsa pilihan yang terbaik. Karena itu, sebagai seorang muslim, kita harus meyakini bahwa bangsa Arab lebih utama dari bangsa ‘Ajam (non-arab), serta mencintai mereka dan tidak membenci mereka.

Ini bukanlah sebuah teori, bukanlah sikap fanatik kebangsaan, namun ini merupakan keyakinan Ahlussunnah yang berlandaskan dalil dari hadits-hadits nabi SAW.

Dari al-‘Abbas RA bahwa Nabi SAW menaiki minbar lalu berkata “siapa aku?” para shahabat menjawab: “engkau adalah Rasulullah, kesejahteraan untukmu” lalu nabi pun berkata: “Aku adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib. Sesungguhnya Allah menciptakan ciptaan-ciptaan, lalu Ia menjadikan aku termasuk ciptaan yang terbaik. Dan Allah menjadikan mereka 2 golongan lalu menjadikanku berada di golongan yang terbaik. Kemudian Dia menjadikannya kabilah-kabilah, lalu Ia menjadikanku berada pada kabilah yang terbaik. Kemudian Ia menjadikannya rumah-rumah, lalu Ia menjadikanku pada rumah yang terbaik dan jiwa yang terbaik” [HR at-Tirmidzi dan ia berkata: Ini hadits hasan shahih gharib]

Dari Watsilah bin al-Asqo’ ia berkata: Nabi SAW bersabda: “sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari keturunan Isma’il dan Allah memilih Quraisy dari Kinanah dan Allah memilih Bani Hasyim dari Quraisy dan memilihku dari Bani Hasyim”  [HR Muslim, at-Tirmidzi, dan Ahmad]

Dan diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa nabi bersabda: “mencintai Arab adalah iman dan membenci mereka adalah nifaq” [HR al-Hakim. Hadits ini dhoif namun makna hadits ini benar karena diriwayatkan dari banyak riwayat yang saling mendukung]

Juga hadits akan wajibnya mencintai sebagian dari Arab yaitu Anshor. Dari Barra’ bin ‘Azib ia berkata: berkata Rasulullah SAW: “Kaum Anshor tidak ada yang mencintai mereka kecuali mukmin dan tidak ada yang membencinya kecuali munafiq”  [HR al-Bukhari]

Hal ini dikuatkan dengan perkataan para ulama. Diantaranya sebagai berikut:

Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Sesungguhnya keyakinan yang dipegang oleh Ahlus sunnah adalah: meyakini bahwa bangsa Arab lebih utama dari bangsa ‘Ajam dari kalangan bangsa Ibrani, Suryani, Romawi, Persia, dan selain mereka. Ahlussunnah juga meyakini bahwa suku Quraisy adalah suku Arab yang paling utama dan bahwasanya Bani Hasyim adalah Quraisy yang paling utama. Dan bahwasanya Rasulullah SAW adalah orang Bani Hasyim yang paling utama. Sehingga beliau adalah manusia yang paling mulia dirinya dan nasabnya.” [Iqtidho’ shirothil mustaqim]

Dan keutamaan bangsa Arab bukan hanya dikarenakan Nabi SAW berasal dari mereka akan tetapi, memang pada diri mereka terdapat keutamaan khusus yang Allah berikan. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits pertama dari al-‘Abbas RA. Dengan demikian, tampaklah bagi kita bahwa nabi adalah orang yang paling mulia dirinya dan nasabnya.

Keyakinan ini juga diungkapkan oleh Harb Al-Kirmani (murid imam Ahmad) ketika menyebutkan poin-poin aqidah ahus sunnah yang dipegang oleh Imam Ahmad dan Ishaq bin Rahawaih, ia berkata: “…Dan kami mengenali (bahwa) Arab memiliki hak, keutamaan, dan jasa (terhadap islam) dan kami mencintai mereka karena sabda Rasulullah SAW: “Mencintai arab adalah iman dan membenci mereka adalah nifaq”. Dan kami tidak sependapat dengan apa yang yang dikatakan oleh kelompok Asy-Syu’ubiyyah dan orang-orang rendah mantan budak yang tidak mencintai Arab dan tidak mengakui keutamaan mereka. Karena sesungguhnya pendapat mereka ini adalah bid’ah dan menyelisihi kebenaran.”

Nama kelompok Asy-Syu’ubiyah diambil dari kata “Syu’ub” yaitu istilah untuk menyebut suku-suku selain bangsa Arab. Kebalikan dari “Qabilah” yang merupakan istilah untuk menyebut suku-suku di bangsa Arab. Dinamakan seperti itu karena mereka mengutamakan selain Arab di atas Arab.

Berkata Ibnu Taimiyyah: “Sebagian manusia ada yang mengutamakan sebagian bangsa ‘Ajam diatas bangsa Arab. Dan kebanyakannya, anggapan seperti ini tidak keluar kecuali dari semacam kemunafikan apakah kemunafikannya itu ada pada keyakinannya atau pada amalnya yang muncul dari hawa nafsu dan syahwat yang membuatnya seperti itu. Oleh karena itu, (disebutkan) dalam hadits “Mencintai Arab adalah keimanan dan membencinya adalah kemunafikan””  (Iqtidho’ shirothil mustaqim hal. 148-150)

Dalam sumber yang sama, Ibnu Taimiyyah memberikan kesimpulan bahwa membenci bangsa arab dan memusuhi mereka adalah kekufuran atau sebab kepada kekufuran.

Sebagian ulama telah menyusun kitab-kitab yang membicarakan keutamaan Arab. Diantaranya: Imam Ibnu Qutaibah dalam kitab Fadhlul ‘Arab wat tanbih ‘ala ‘ulumiha (keutamaan arab dan pentingnya ilmu mereka) , juga Syaikh Bakr Abu Zaid  dalam kitab Khashaishu jaziratil ‘Arab (berbagai keistimewaan jazirah arab).

Perlu diingat, bahwa kemuliaan bangsa Arab diatas bangsa yang lain tidak menunjukkan bahwa setiap orang arab lebih baik dari setiap orang ‘Ajam. keutamaan mereka seperti keutamaan manusia diatas jin. bisa saja ada orang ‘Ajam yang lebih baik dan mulia dari pada kebanyakan orang-orang Arab seperti Imam Al-Bukhari yang berasal dari kota Bukhara (sekarang masuk wilayah Uzbekistan). adapun kemuliaan seseorang, maka hal itu tergantung pada keimanan dan ketakwaannya.

Karena itu, kemuliaan nasab seseorang tidak akan berguna bagi pemilikinya jika ia tidak bertakwa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Lihatlah betapa mulia dan dekatnya nasab Abu Lahab dan Abu Thalib dengan Rasulullah SAW! bukankah mereka bangsa Quraisy? bahkan keturunan Bani Hasyim? tetapi ketika mereka tidak beriman, tempat mereka adalah neraka yang hina.

Semoga Allah menjaga kita semua dari Adzab neraka dan meneguhkan kita diatas aqidah Ahlussunnnah wal Jama’ah hingga akhir hayat kita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *