Waktu Sufyan al-Ṡaurī berkata, “Esensi ilmu (fikih) dalam perspektif kami adalah keringangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki integritas (rukhṣah min ṡiqah), sedangkan tasydīd (restriksi) itu sangat mudah dilakukan (diberikan) oleh siapa saja” Tidak seorangpun beranggapan bahwa beliau termasuk dari kalangan yuris Islam yang mengelamkan kebenaran dan mencari-cari kemudahan.
Siapa saja yang menjadikan standar juru dakwah sukses dan mufti kredibel adalah: jika anda mendengar seorang dari mereka berbicara, anda akan terus-menerus dihantui rasa sempit karena dosa-dosa yang telah anda perbuat, dan (sebagai konsekuensinya) anda akan semakin merestriksi diri anda. Kami katakan pada orang semacam itu, “Kalau begitu, sesuai dengan alur berpikir anda, para juru dakwah dan mufti dari kalangan Khawarij adalah orang yang lebih kredibel dari semua. Anda tak akan mendapati seorang pun semisal juru dakwah dan mufti dari kalangan mereka dalam hal menakut-nakuti, mengabaikan perbedaan pendapat muktabar dan memperlihatkan tendensi ke arah tasydīd!”