Penyebutan harta selalu didahulukan dari anak di dalam al-Qur’anul Karīm, sekalipun pada hakikatnya anak lebih berharga bagi sang ayah dari hartanya. Apa hikmah di balik itu?
Fitnah (ujian) dengan sebab harta lebih banyak. Karena peran harta yang mendukung untuk merealisasi ambisi dan syahwat yang diharamkan. Lain halnya dengan anak. Seorang manusia terkadang diberi ujian dan bermaksiat kepada Allah demi dan untuk anaknya. Namun ujian yang dihadapi karena sebab harta lebih banyak. Karena itulah Allah selalu mendahulukan penyebutan harta sebelum anak, semisal dalam firmanNya: “Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun” (Q.S. Saba` 37), juga firmanNya yang lain, “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu)” (Q.S. al-Tagābun 15), dan, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anakanakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Q.S. al-Munāfiqūn 9)
Syaikh Abdul ‘Aziz ibn Abdullah ibn Bāz semoga Allah merahmati beliau dengan rahmatNya yang luas.
Alee Masaid