Pertanyaan: Wahai pemilik keutamaan, ini seorang penanya berkata: Para kuburiyun di zaman ini, disamping terpenuhinya sarana media informasi, apakah mereka diberi udzur karena kejahilan mereka? Kami harap anda memberi rincian.
Jawaban oleh Fadhilatus-Syaikh Shalih Fauzan Al Fauzan: Yang dimaksud dengan kuburiyun adalah orang-orang yang minta keselamatan dengan orang-orang mati, menyeru mayit, menyembelih untuk mereka dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada mereka, dengan harapan mendapatkan syafaat mereka disisi Allah. Karena mereka berkata; Mereka adalah hamba-hamba Allah yang shalih, para wali-wali Allah. Sedangkan kami para pendosa dan butuh (kepada mereka). Mereka akan memberi syafaat kepada kami disisi Allah. Ini dasarnya.
Yaitu para kuburiyun tersebut menjadikan orang-orang mati itu sebagai perantara-perantara antara mereka dengan Allah, karena mereka mengira doa-doa mereka tidak sampai kepada Allah, atau Allah murka kepada mereka, sehingga mereka butuh kepada siapa yang bisa menyampaikan doa-doa mereka kepada Allah dan menjadi duta bagi mereka disisi Allah,,,(sampai pada perkataan Syaikh). Inilah perbuatan kuburiyun sekarang, persis menyamai sunnah musyrikin Arab, setali tiga uang.
Disini si penanya berkata: Apakah mereka diberi udzur karena jahil? Kami katakan, setelah diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak ada lagi kejahilan. Jahiliyah sirna dengan diutusnya Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Al Qur’an sekarang ini diperdengarkan dan sampai ke timur dan barat.
Dan di dalam Al Qur’an terdapat peringatan dari kesyirikan dan menyeru selain Allah dan menjadikan para wali sebagai perantara disisi Allah. Ini terdapat pada banyak ayat. Mereka membaca ini dan mendengarkannya, akan tetapi mereka memilih tetap diatas ajaran bapak moyang mereka dan tidak mau mengamalkan Al Qur’an. Dan mereka mengatakan, kami tidak paham Al Qur’an. Al Qur’an, kami tidak memahaminya!
Apa ada orang jahil makna firman Allah, “Beribadahlah kepada Allah dengan mengikhlaskan untuknya agama ini.” “Beribadahlah kepada Allah dan jangan kamu menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun.” ?! Tidak seorang pun jahil, orang awam atau terpelajar. Tidak seorang pun jahil perkara jelas ini. Ini perkara yang terang, dijelaskan dalam Al Qur’an untuk orang awam, berilmu dan pelajar. Petunjuk Al Qur’an jelas dan terang dalam melarang dari kesyirikan. Perkara ini (kesyirikan) Al Qur’an telah memperingatkan darinya. Yaitu perkara mengambil perantara, menyembelih untuk selain Allah, bernadzar untuk selain Allah dan minta keselamatan dari selain Allah. Petunjuk Al Qur’an sangat jelas dalam perkara ini. Dan semua orang bisa memahaminya. Tidak perlu seseoran belajar untuk bisa memahami ayat-ayat ini, bahkan ia sudah begitu jelas. Orang awam yang tidak belajar di sekolah apabila mendengar ayat-ayat ini bisa memahaminya. Karena Allah ingin Al Qur’an ini menjadi hujjah atas hamba-hamba-Nya. Siapa pun yang mendengarnya ia akan mengambil faidah darinya sebesar kadar pemahaman yang Allah berikan kepadanya. Maka mereka bukan orang-orang jahil, tapi para pembangkang! Mereka menuduh; Kalian membenci para wali! Yaitu apabila dikatakan kepada mereka; Ini kesyirikan kepada Allah, tidak boleh mendekatkan diri kepada selain Allah. Mereka berkata; Kalian membenci para wali. Kalian Khawarij! Kalian para pengikut Wahhabi! Dan tuduhan-tuduhan lainnya.
Apabila sampai kepada mereka ajaran Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, mereka berkata; Ini agama Wahhabi. Dengan sombong dan penuh pembangkangan! Maka mereka bukan orang-orang jahil, karena mereka telah dijelaskan bersamaan dengan terangnya petunjuk Al Qur’an dan jernih hujjahnya. Telah sampai penjelasan kepada mereka dan mereka telah diberi nasihat siang dan malam melalui sarana media informasi sebagai penegakan hujjah. Disaat para ulama menjadi lemah, malas dalam berdakwah ke jalan Allah, dan jihad menjadi terbengkalai, yaitu jihad fi sabilillah, dakwah mundur, Allah mudahkan dengan adanya sarana informasi ini. Dimana kemampuannya bisa mencapai timur dan barat, masuk ke rumah-rumah dan menyertai dimana saja manusia berada. Dia buka radio ini, dia bisa dengar acara keagamaan siang dan malam. Maka bagaimana bisa dibilang mereka diberi udzur karena kejahilan. Yang mengatakan ucapan seperti ini (mereka diberi udzur), dia yang jahil sebenarnya! Karena dia tidak mengetahui apa itu kejahilan, apa itu ilmu. Mereka tidak diberi udzur karena kejahilan, sedangkan Al Qur’an telah sampai kepada mereka, sunnah sampai kepada mereka, ucapan ahli ilmu sampai kepada mereka. Namun mereka tidak juga merubah keadaan mereka sama sekali. Maka ini bukti akan pembangkangan mereka, dan hujjah telah tegak atas mereka, dan mereka tidak memiliki alibi sama sekali.
Sumber: http://aloloom.net/vb/showthread.php?t=23586