بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله وعد المؤمنين العز والنصر والتمكين ، أحمده سبحانه وأشكره ، وأسأله العفو يوم يقوم الناس لرب العالمين ، وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له إله الأولين والآخرين ، وأشهد أن سيدنا ونبينا محمداً عبده ورسوله خير المرسلين المبعوث بالحق المبين ،أَوْضَحَ لِلْخَلَائِقِ سُبُلَ السَّعَادَةِ، وَبَشَّرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِالنَّصْرِ وَالتَّمْكِيْنِ ، صلى الله وسلم عليه وعلى آله وصحبه وإخوانه القادة الميامين والغر المحجلين
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
أَمَّا بَعْدُ :
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر، الله أكبر الله أكبر الله أكبر، ولله الحمد
Segala puji bagi Allah atas nikmat dan karunia-Nya. Segala puji bagi Allah atas taufik dan hidayah-Nya. Dan segala puji bagi Allah atas segenap perintah dan larangan-Nya.
Syari’at-Nya indah. Agama-Nya mudah. Tuntunan dan aturan-Nya adalah kebaikan bagi hamba dan seluruh semesta.
Hadirin Sekalian!
Pada hari ini seluruh ummat Islam bersukacita merayakan kemenangan mereka. Mereka berbahagia dengan memuji Allah dan mengagungkan Rabnya atas taufik dan hidayah-Nya. Taufik kepada syariat yang agung serta ibadah yang lurus, ibadah shiyam & qiyam. Hidayah di atas hidayah. Taufik yang tiada putus.
Pada hari ini Allah mensyariatkan kepada hamba-Nya yang berpuasa untuk bertahmid memuji-Nya, bertakbir membesarkan nama-Nya
ولتكملوا العدة ولتكبروا الله على ما هداكم ولعلكم تشكرون
“Dan agar mereka menyempurnakan bilangan (Ramadhan) dan agar mereka bertakbir membesarkan nama Allah atas hidayah-Nya kepada kalian dan agar kalian bersyukur.” (Qs. Al Baqarah: 185)
Sebulan penuh muslimin mengerjakan ibadah. Siangnya berpuasa dan malamnya berdiri mengerjakan qiyam mencari keridha’an Rab-nya, hingga sampailah mereka pada hari ini, hari kemenangan!
Wahai orang-orang yang diperintahkan Rabnya berpuasa, kemudian dia berpuasa!
Wahai orang-orang yang diperintahkan Rabnya qiyam, kemudian dia qiyam!
Berbahagialah dengan ampunan dan janji dari Allah Dzat yang tidak pernah menyalahi janji.
إن الله لا يخلف الميعاد
“Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.”
Ummat Islam!
Jikalau kepada pelaku maksiat saja Allah merangkul mereka. Dalam firman-Nya Dia berkata,
قل يا عبادي الذين أسرفوا على أنفسهم لا تقنطوا من رحمة الله إن الله يغفر الذنوب جميعا إنه هو الغفور الرحيم
“Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas pada diri-diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa seluruhnya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” (Qs. Az-Zumar: 53)
Jika seperti ini Allah memperlakukan orang-orang yang melanggar aturan-Nya, maka bagaimana jadinya dengan seseorang yang diperintahkan oleh Allah mengerjakan perintah kemudian dia mengerjakannya?! Atau diperintahkan oleh Allah meninggalkan larangan kemudian dia meninggalkannya?! Bukankah orang seperti ini lebih berhak mendapatkan ampunan dan kasihsayang Rabnya?!
لو لا الله لما اهتدينا ولا صمنا ولا صلينا
“Kalau bukan Allah kita tidak mendapat petunjuk, tidak shalat dan tidak puasa.”
الله أكبر الله أكبر الله أكبر، الله أكبر الله أكبر الله أكبر، الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Ayyuhan-Nass!
Tidak luput dari pandangan kita semua, apa yang menimpa umat Islam pada tahun-tahun belakangan. Gelombang fitnah dan musibah yang teramat dahsyat, badai petaka dan kehinaan yang mengerikan. Seakan kita menyaksikan apa yang dikabarkan baginda Rasulullah Sawdari berkuasanya musuh, memperebutkan ummat ini seperti memperebutkan makanan di atas meja.
Masih hangat dalam ingatan, penderitaan dan kepiluan yang diderita saudara-saudara kita di Fallujah pada tahun 2004-2005. Wanita dan anak-anak muslimin menjadi korban berton-ton bahan peledak yang dimuntahkan oleh pasukan multinational. Jasad-jasad mereka terhempas tak berdaya meregang nyawa.
Kemudian pada tahun 2011 tragedi serupa kembali terulang di Libia. Ummat Islam menjadi korban bulan-bulanan tentara Bathiniyah dan pasukan Salibis yang dipimpin oleh US. Ribuan muslimin kembali menjadi korban.
Kemudian selang setahun setelahnya pecah perang di Suriah dan terus berlangsung hingga saat ini.
Seolah musibah masih enggan pergi dari dunia Islam, pada pertengahan Ramadhan tahun ini kembali kita disuguhi tontonan memilukan, berita yang menyesakkan dada, dari jatuhnya korban tidak berdosa yang silih berganti akibat gempuran roket-roket yang diluncurkan oleh negara Yahudi yang tidak mengenal belaskasihan ke jalur Gaza. Kembali muslimin berduka! Ramadhan kita terluka!
Tidakkah kita bertanya, darimana datangnya musibah ini? Apa pasal duka tak kunjung reda?
الله أكبر الله أكبر الله أكبر، الله أكبر الله أكبر الله أكبر، الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Ayyuhan-Nass!
Ketahuilah ummat Islam!
lemahnya kita dan berkuasanya orang-orang kafir terhadap kaum muslimin, hanyalah disebabkan dosa-dosa kaum muslimin sendiri.Yaitu akibat keberpalingan mereka dari agama Allah. Allah Berfirman;
أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (kekalahan pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata, “Dari manakah datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah, “Itu dari (dosa) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.(Qs. Ali Imran: 165)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata,
“Kapan berkuasanya orang-orang kafir, adalah disebabkan dosa-dosa kaum muslimin sendiri yang sumbernya adalah lemahnya keimanan mereka.Kemudian apabila mereka bertaubat dengan menyempurnakan keimanan, Allah kembali akan memberikan kemenangan kepada mereka. Allah berfirman;
وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Qs. Ali Imran: 139)
Ibnul Qayyim Rahimahullahberkata,
“Sungguh demi Allah, tidaklah musuh bertindak sewenang-wenang kepadamu kecuali setelah Allah berpaling darimu, maka jangan kamu kira bahwa syaithan yang menang, melainkan Dzat Maha Pelindung yang meninggalkanmu”
.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر، الله أكبر الله أكبر الله أكبر، الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Ummat Islam, Ummat Muhammad!
Tidak diragukan lagi bahwa merupakan cita-cita dan harapan tertinggi seorang muslim adalah menyaksikan kemenangan bagi agamanya, kejayaan atas kitab Rab-nya serta tegaknya panji tauhid dan mencapai kebahagiaan yang tinggi dengan kemenangan dari Allah Ta’aala.
Kemenangan Allah bagi mukminin adalah suatu kepastian dari sekian kepastian yang ada, ia merupakan sunnah yang tetap dari sunnah-sunnah Allah terhadap hamba-Nya. Tapi terkadang Allah tunda suatu kemenangan demi hikmah yang Allah kehendaki sehingga tampaklah seolah-olah kemenangan itu sebagai kekalahan.
Begitu juga sesekali al hak terkalahkan dalam suatu pertempuran dan kebatilan meraih kemenangannya dan semua itu demi suatu hikmah yang tidak tampak oleh manusia.
ذلك ولو يشاء الله لانتصر منهم ولكن ليبلو بعضكم ببعض
“Demikianlah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebagian kamu dengan sebagian yang lain” (QS. 47:4)
Orang-orang yang beriman tidak pernah dituntut dengan hasil, mereka semata-mata diminta untuk berjalan diatas manhaj Al Qur’an dan Sunnah nabi-Nya. Sedangkan setelah itu apakah kemenangan atau kekalahan semuanya adalah urusan Allah Dzat Yang Maha Kuasa Melakukan sekehendak-Nya.
Terkadang Allah menunda suatu kemenangan karena ummat ini belum mencapai kematangannya atau karena lingkungan belum siap menyambut kemenangan itu sendiri. Dan tertundanya suatu kemenangan adalah agar supaya ummat ini semakin bertambah kuat hubungannya dengan Allah, mereka mengeluh, merasa sakit, bersusah payah dan mereka tidak mendapatkan sandaran lain selain Allah Ta’ala. Mereka tidak mengharap kecuali kepada-Nya semata dalam setiap kesempitannya.
Dan terkadang Allah menunda kemenangan agar ummat ini memurnikan jerih payah dan upayanya serta pengorbanannya, mereka murnikan itu semua hanya karena Allah Ta’ala semata dan semata-mata karena dakwah kepada-Nya.
Adapun kebatilan, bagaimanapun kelihatan jaya suatu kebatilan pasti akan sampai kepada kebinasaannya. Dan pasti mengalami kekalahan dihadapan al hak. Allah Ta’ala berfirman;
وقل جاء الحق وزهق الباطل إن الباطل كان زهوقاً
“Dan katakanlah:“Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. (QS. 17:81)
الله أكبر الله أكبر الله أكبر، الله أكبر الله أكبر الله أكبر، الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Ummatal-Islam!
Sebagian muslimin ada yang menyangka bahwa karena mereka muslim maka Allah akan memenangkan mereka seperti apapun keadaan mereka dan bagaimana pun kondisi amalan-amalan mereka, padahal Allah Ta’ala berfirman;
يا أيها الذين آمنوا إن تنصروا الله ينصركم ويثبت أقدامكم
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (QS. 47:7)
Para shahabat dahulu mengalami kekalahan padahal diantara mereka ada Rasulullah Saw. Ketika itu perang Uhud, disaat mereka melanggar perintah Rasulullah Saw mereka juga mengalami kekalahan.
Juga mayoritas mereka mengalami kekalahan pada perang Hunain padahal diantara mereka ada Rasulullah Saw yaitu ketika mereka takjub dengan banyaknya jumlah mereka. Dan ada sebagian mereka yang berucap; “Dihari ini kita tidak akan mengalami kekalahan”.
Maka bagaimana Allah akan memberi kemenangan kepada orang-orang yang tidak menolong agama-Nya dengan semata-mata pengakuan mereka saya beriman!? Dan bagaimana Allah akan memberikan kemenangan kepada orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya dan tidak melaksanakan kewajibannya?!
Umar Ra pernah berkata;
إننا لا ننتصر على عدونا بعدد ولا عدة ، وإنما ننتصر بطاعتنا لله ومعصيتهم لهفإن عصينا الله فقد استوينا وإياهم في المعصية، وكان لهم الفضل علينا.
“Sesungguhnya kita tidak menjadi menang dari musuh-musuh kita dikarenakan pasukan yang banyak dan perlengkapan yang hebat, melainkan kita menang disebabkan ketaatan kita kepada Allah dan kemaksiatan mereka kepada-Nya, maka apabila kita bermaksiat kepada Allah, kita tidak ubahnya dengan mereka sama-sama pelaku kemaksiatan, saat itu mereka lebih pantas menang dari kita.”
الله أكبر الله أكبر الله أكبر، الله أكبر الله أكبر الله أكبر، ولله الحمد
Hadirin sekalian!
Ketahuilah sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki sunnahullah yang tidak pernah berubah, dengannya Ia menjalankan hukumnya kepada ciptaan-Nya, kehidupan dan manusia. Diantaranya adalah adanya sebab-sebab kemenangan dan sebab-sebab kekalahan. Dan hikmah dibalik ini semua adalah ditampakkannya orang-orang yang benar keimanannya dari yang bukan dan diketahuilah mana mukmin yang bersabar dari yang tidak.
Sesungguhnya kemenangan adalah suatu kemuliaan, ia tidak akan datang kepada hati-hati yang keras dan lalai serta jiwa-jiwa yang sakit. Kemenangan tidak akan datang pada kondisi ummat yang penuh dengan kepalsuan atau ummat yang jalannya tercerai berai, berkelompok kelompok dan berpartai-partai dan dalam kondisi hati-hati ini penuh dengan kotornya sikap suka berburuk sangka.
1- Oleh karena itu maka diantara sebab utama kemenangan yang pertama adalah tertanamnya aqidah yang benar dan tertancapnya keimanan bersih. Aqidah dan keimanan salafus shalih. Karena keimanan yang benar akan membersihkan jiwa-jiwa dan mensucikan hati-hati sehingga baiklah kondisi ummat ini. Allah Ta’ala berfirman;
إنا لننصر رسلنا والذين آمنوا في الحياة الدنيا ويوم يقوم الأشهاد
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)” (QS. 40:51)
Sejarah mengisahkan kepada kita keadaan kaum ahli iman para shahabat Rasulullah Saw, ketika itu mereka lapar, telanjang kaki dan jumlah mereka yang sedikit. Tapi disaat mereka jujur dan tulus dalam membela agama Allah, Allah Ta’ala menangkan mereka dan menjadikan mereka berkuasa.
وما النصر إلا من عند الله العزيز الحكيم
“Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. 8:10)
2- Dan diantara sebab-sebab kemenangan; adalah adanya keikhlasan. Seorang yang ikhlas akan mendapat pertolongan dari Allah, Allah akan menanggung kemenangannya
أليس الله بكاف عبده
“Bukankan Allah cukup sebagai Pelindung bagi hamba-hamba-Nya”. (QS. 39:36)
Dan sesuai kadar keikhlasan seseorang kepada Rab-nya sebesar itu pulalah pertolongan dan pembelaan Allah Ta’ala kepadanya.
لقد رضي الله عن المؤمنين إذا يبايعونك تحت الشجرة فعلم ما في قلوبهم فأنزل السكينة عليهم وأثابهم فتحاً قريباً
“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)”. (QS. 48:18)
3- Dan diantar sebab-sebab kemenangan; adalah membela agama Allah, dengan cara menerapkannya apakah yang berkaitan dengan ucapan, amalan, keyakinan maupun dakwah, sambil terus menegakkan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar. Allah Ta’ala berfirman:
ولينصرن الله من ينصُرُه إن الله لقوي عزيز الذين إن مكناهم في الأرض أقاموا الصلاة وآتوا الزكاة وأمروا بالمعروف ونهوا عن المنكر ولله عاقبة الأمور.
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (yaitu)orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”. (QS. 22:40-41)
4- Dan doa adalah senjata terpenting dalam mewujudkan kemenangan, ketika kaum Nuh As menentang nabinya, Nuh pun berdoa dan Allah segera memenangkannya;
فدعا ربه أني مغلوب فانتصر ففتحنا أبواب السماء بماء منهمر وفجرنا الأرض عيوناً فالتقى الماء على أمر قد قدر وحملناه على ذات ألواح ودسر تجري بأعيننا جزاء لمن كان كفر
“Maka dia mengadu kepada Rabbnya:“bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku)” Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh)”. (QS. 54:10-14)
الله أكبر الله أكبر الله أكبر، الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Ummat Islam!
Setiap individu muslim mempunyai beban yang akan dia pertanggungjawabkan di hadapan Allah yang Maha Adil lagi Maha Perkasa pada hari kemudian,
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Ingatlah setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban akan apa yang dipimpinnya”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kepada mereka yang diberi kekuasaan oleh Allah Swt di muka bumi, ingatlah bahwa kejayaan dan kekokohan akan didapatkan dengan menolong agama Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (Qs. Muhammad: 7)
Dan ingatlah selalu sabda Rasulullah Saw,
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيْهِ اللهُ رَعِيَّةً يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
“Tidaklah seorang hamba -yang diberi wewenang oleh Allah mengatur rakyat- dia meninggal, di hari ia meninggal dalam keadaan menipu rakyatnya kecuali Allah haramkan atasnya surga”. (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dan kepada seluruh rakyat untuk taat kepada penguasa dalam perkara yang baik, Nabi Saw mengingatkan,
مَنْ كَرِهَ مِنْ أَمِيْرِهِ شَيْئًا فَلْيَصْبِرْ فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ السَّلْطَانِ شِبْرًا مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً.
“Barangsiapa yang tidak suka sesuatu dari pimpinannya maka bersabarlah, karena siapa yang keluar dari kekuasaan sejengkal (kalau ia mati) maka matinya mati jahiliyah”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Wahai kepala rumah tangga,
Mendidik anak dan istri untuk senantisa menjalankan syariat adalah kewajiban yang akan dipertanggungjawabkan pada hari kiamat. Bersabarlah engkau terhadap keluargamu dan jangan biarkan kemungkaran ditengah mereka, dan ingatlah firman Allah Swt,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras…”. (Qs. At-Tahrim : 6)
Berbuat baiklah kepada istri-istrimu dan ingatlah kalian diikat Allah Swt dengan perjanjian yang kuat
وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقاً غَلِيظاً
“Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.”(Qs. An-Nisaa’: 21)
Dan hati-hatilah dari tindakan mendzalimi salah seorang dari mereka, karena kedzaliman adalah kegelapan yang berlipatganda di hari kiamat,
فإن الظلم ظلمات يوم القيامة
“Kedzaliman adalah kegelapan yang berlipat di hari kiamat”.
Dan kepada ibu rumah tangga,
Jagalah anak-anakmu dan harta suamimu, karena itu adalah cobaan dan amanah Allah Swt kepadamu. Jadikanlah sabda Nabimu sebagai pedoman dalam menjalani fungsi dan tanggung jawabmu,
المرأة راعية على بيت زوجها وولده، فكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Seorang ibu rumah tangga bertanggung jawab atas rumah suaminya dan anak-anaknya, ketahuilah setiap kalian bertanggung jawab dan akan ditanya tentang tanggungannya”. Muttafaqun ‘Alaihi dari Ibnu Umar Ra
Dan taatilah suamimu dalam kebaikan karena dia adalah sorgamu. Rasulullah Saw bersabda,
أيما امرأة ماتت وزوجها عنها راض دخلت الجنة
“Wanita manapun yang meninggal dunia dan suaminya ridha kepadanya dia akan masuk surga”HR At-Tirmizi dari Ummu Salamah Ra.
Dan ingatlah akan kewajibanmu yang tinggi terhadap suamimu. Rasulullah Saw bersabda,
لو كنت آمرا أحدا أن تسجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها
“Seandainya boleh aku memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain tentu sudah aku perintahkan para istri untuk sujud kepada suaminya”. HR At-Tirmidzi dari Abu Hurairah Ra.
Dan ingkar terhadap kebaikan suami adalah sebab paling banyak yang menjadikan para wanita dijebloskan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Rasulullah Saw bersabda –dan ketika itu adalah Hari Raya-,
يا معشر النساء تصدقن فإني أريتكن أكثر أهل النار
“Wahai sekalian wanita bersedekahlah sesungguhnya aku melihat kalian adalah mayoritas penghuni neraka!”
Dan para wanita tersebut bertanya, “Kenapa demikian Wahai Rasulullah?”
Rasulullah Saw bersabda,
تكثرن اللعن، وتكفرن العشير
“Karena kalian sering mengumpat dan tidak mengakui kebaikan suami kalian”. HR Al Bukhari dari Abu Said Al Khudri Ra.
Wahai para pemuda Islam,
Hari ini kalian adalah generasi muda umat ini dan hari esok kalian adalah pemimpin umat. Karena itu bertaqwalah kepada Allah, bekali dirimu dengan dasar agama yang baik dan bentengi dirimu dengan aqidah yang kokoh. Dan jadilah engkau sebab dalam kebaikan dan penutup pintu kejahatan. Bersemangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat dan jadikan dirimu berkah dan keberuntung dimanapun kalian berada. Dan jauhkan dirimu dari syahwat dan kenistaan, sesungguhnya hal tersebut hanyalah bencana dan kerugian untukmu
إِنَّهُ مَن يَأْتِ رَبَّهُ مُجْرِمًا فَإِنَّ لَهُ جَهَنَّمَ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيىوَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُوْلَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى
“Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Rabb-nya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. Dan barangsiapa datang kepada-Nya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang mulia”. (Qs. Thoha: 74-75)
Wahai para pemudi kaum muslimat,
Allah telah memuliakan dan mengagungkan kalian dengan Islam dan Allah telah mengangkat derajat kalian setelah membebaskan kalian dari kehinaan orang-orang jahiliyah. Karena itu hati-hatilah kalian terhadap makar dan tipu daya musuh Islam yang ingin mengeluarkan kalian dari fitrah kalian yang suci dan hendak menjerumuskan kalian ke dalam jurang kebinasaan dan lembah kehinaan dengan propaganda murahan sehingga kalian meninggalkan pakaian jilbab dan kepribadian kalian sebagai seorang muslimah yang punya harga diri lagi terhormat. Peliharalah dirimu di atas hal tersebut sebab itulah kemulianmu, dan renungkanlah selalu sabda Rasulullah Saw
أُرِيْتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ.
“Diperlihatkan kepadaku neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah perempuan”. (H.R. Bukhary dan Muslim)
Jadikanlah kehidupanmu sebagai kehidupan yang penuh adab dan akhlak yang mulia dengan pakaian yang mencocoki syari’at dan menggambarkan rasa malu serta menjaga aurat. Jadikanlah semua itu sebagai hiasan perempuan sholïhah yang merupakan dambaan setiap insan.
Rasulullah Saw bersabda,
الدنيا متاع. وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah”.HR Muslim dari Abdullah bin Amr Ra
Mari kita memohon kepada Allah yang Maha pemurah lagi Maha penyayang untuk senantiasa menaungi kita semua dalam berkah dan rahmat-Nya dan mengokohkan seluruh kaum muslimin di hidayah dan taufiq-Nya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذَّكْرِ الْحَكِيْمِ,
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ وَسَائِرَ الْأَعْمَالِ إِنَّهُ جَوَّادٌ كَرِيْمٌ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظَيْمَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
وَسُبْحَانَكَ الَّلهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.