Sebagian orang menyangka bahwa dengan menyebarkan fatwa ini mereka berhasil membantah dakwah kami. Padahal apa yang mereka kira jauh panggang dari api. Ditambah mereka menempuh cara-cara culas membuang pertanyaan sehingga jawaban kehilangan substansi dan kabur arahnya.
Maka segala puji bagi Allah atas taufik dan hidayahnya. Disini kami bawakan fatwa Syaikh Al Fauzan secara lengkap dengan pertanyaannya agar jelas bahwa yang ditanyakan adalah mengajarkan pembatal keislaman kepada “nasyi’ah” atau anak yang baru tumbuh. Apa kalian baru tumbuh sehingga merasa kami salah mengajarinya kepada kalian?! Belum lagi banyak dari kalian sudah ngaji tahunan, tapi gak juga paham tauhid karena salah didik!!
Kemudian pada keterangannya Syaikh mengatakan “tulqa” yang artinya diberikan begitu saja tanpa penjelasan dan keterangan. Ini jelas berbahaya, karena itu perlu penjelasan dan keterangan dengan membacakan keterangan ulama tentangnya, dan Alhamdulillah itulah yang kami tempuh saat ini. Sebaliknya justru kami dapati beberapa da’i yang mengajarkan kitab ini dengan penjelasan dari kantongnya sendiri sehingga menyalahi kesimpulan para ulama dan gurunya sendiri!
Disini juga kami terjemahkan keterangan Syaikh Fauzan sendiri pada syarahnya terhadap Nawaqidul Islam, bagaimana beliau menganggap urgennya perkara ini agar kita tidak mengambil keterangan beliau setengah-setengah, mengambil yang sesuai dan membuang yang tidak. Berikut ini redaksi pertanyaan dan jawabannya.
السؤال :
بعض طلبة العلم يبدأ في تدريس الناشئة نواقض الإسلام و لما يعرفوا مسائل التوحيد و الشبهات حولها أفلا يرى سماحتكم أن هذه النواقض لا ينبغي إقحام صغار طلاب العلم فيها كما لا ينبغي ان يشرحها إلا من كان من طلبة العلم الذين رسخوا فيه و عرفوا دلالات كلام اهل العلم و سياقاته حتى لا يقع الشباب في مزالق التكفير ؟
Sebagian penuntut ilmu mulai mengajari anak-anak yang baru tumbuh pelajaran tentang “pembatal-pembatal keislaman” padahal mereka belum lagi mengenal persoalan-persoalan tauhid dan syubhat-syubhat seputarnya. Tidakkah menurut antum bahwa “pembatal-pembatal” ini para penuntut ilmu pemula tidak diceburkan ke dalamnya, sebagaimana tidak sepatutnya seseorang menjelaskan perkara ini kecuali para penuntut ilmu yang kuat dan mengenal petunjuk-petunjuk ucapan ulama dan konteksnya agar para pemuda tidak terjatuh ke dalam problem takfir?!
الجواب:
نعم ، التعليم يكون في الضروريات أولا ، يعلمون التوحيد ، و لو بطريقة مبسطة ، و مختصرة ، يعلمون التوحيد ، قبل تعليم نواقض الإسلام ، و أيضاً : نواقض الإسلام ما تلقى على كل أحد ، خصوصاً في هذا الوقت الذي فشى فيه التكفير ، لا تلقى إلا على طلبة العلم المتمكنين ، الذين يفهمون ، و يقدرون على البيان ، أما أنها تقلى على بعض الناس : إذا سمعها يقول كل الناس كفار ، ما تلقى على كل أحد ، تلقى على طلبة العلم المتمكنين ، بعد ان يدرسوا العقيدة ، و أصول العقيدة .نعم
Jawab: Iya, mengajar dimulai dari hal-hal yang darurat pertama-tama. Mengajarkan tauhid walau dengan metode yang ringan dan ringkas. Mengajarkan tauhid sebelum mengajarkan pembatal-pembatal keislaman. Dan juga pembatal-pembatal ini tidak diberikan begitu saja kepada setiap orang, terlebih lagi dimasa ini, saat dimana takfir merebak. Tidak diberikan kecuali kepada penuntut ilmu yang kuat, yang paham dan memiliki ukuran atas keterangan dan penjelasan. Adapun ia diberikan begitu saja kepada sebagian orang, apabila dia mendengarnya dia berkata semua orang kafir, tidak boleh diberikan begitu saja kepada setiap orang. Tapi diberikan kepada penuntut ilmu yang kuat, setelah mempelajari akidah dan pokok-pokok akidah.
Dalam syarah kitab Nawaqidul Islam Syaikh Shalih Al Fauzan berkata;
Mempelajarinya (pembatal-pembatal keislaman) penting sekali bagi seorang muslim agar menjauhinya dan berhati-hati darinya. Karena seorang muslim apabila tidak mengetahuinya dikhawatirkan terjatuh ke dalamnya dari arah yang tidak dia ketahui.
Beliau juga berkata setelah menjelaskan pembatal pertama yaitu kesyirikan dalam peribadahan kepada Allah Ta’aala; Dosa yang seperti ini bahayanya dan seperti ini akibatnya, apakah boleh seseorang tidak mau tahu tentangnya, dan tidak mengetahuinya, dan tidak memperingatkan ummat darinya?! Bahkan ramai tersebar ucapan, biarkan mereka, biarkan para penyembah kuburan itu, biarkan para penyembah pusara-pusara, tinggalkan semua orang yang punya kemurtadan, biarkan mereka selagi mereka mengaku muslim maka dia muslim. Kami katakan: Mereka ini lebih jelek daripada Atheis, lebih berbahaya daripada orang-orang anti tuhan. Syarh Silsilah Rasail Syaikh Shalih Fauzan.