HAKIKAT TAUHID DAN PERBEDAANNYA DENGAN AGAMA MUSYRIKIN

Tidak ada yang lebih terang penjelasannya dalam menerangkan tauhid para nabi dari pada Allah Ta’aala sendiri dan rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Karena Allah Ta’aala telah mengutus para rasul adalah dalam rangka menerangkan perkara ini. Dalam firman-Nya ia berkata;

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”,” (Qs. An-Nahl; 36)

Diamemerintahkan manusia seluruhnya kepadanya (tauhid) dan memperingatkan dari lawannya (syirik). Allah berfirman;

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (Qs. An-Nisa: 36)

Dan Dia berfirman;

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia.” (Qs. Al Isra’; 23)

Hal ini karena tauhid tiada lain adalah perintah beribadah kepada Allah dan larangan dari beribadah kepada selain-Nya.

Ayat-ayat diatas menerangkan bahwa ajaran yang dibawa semua rasul adalah tauhid. Yaitu perintah beribadah kepada Allah dan larangan mengibadahi selainnya. Karena tauhid berasal dari kata wah-ha-da, yu-wah-hi-du, tauhidan yang artinya menyatukan. Yakni meyakini Allah sebagai satu-satunya Dzat yang diibadahi, dan menjadikan ibadah-ibadah seluruhnya hanya boleh diberikan kepada Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena kalimat syahadat Laa ilaaha Illallah mengandung makna ini ia pun disebut sebagai kalimat tauhid.

Diriwayatkan dalam hadits yang shahih bahwa ketika Nabi Saw mengutus Muadz Ra ke Yaman beliau berpesan; “Sesungguhnya kamu akan mendatangi kaum ahli kitab. Jadikanlah seruanmu yang pertama kepada mereka agar mereka bersyahadat dengan Laa ilaaha Illallah.” Kemudian riwayat ini dijelaskan oleh riwayat lainnya dengan redaksi yang berbeda: “Jadikanlah seruanmu yang pertama kepada mereka agar mereka menauhidkan Allah”

Tauhid inilah yang dinamakan dengan tauhid ibadah. Ia adalah pondasi dakwah semua nabi dan rasul, sebagaimana Allah firmankan;

وما أرسلنا من قبلك من رسول إلا نوحي إليه أنه لا إله إلا أنا فاعبدون

            “Dan tidaklah Kami mengutus sebelum engkau seorang pun utusan (rasul) melainkan Kami mewahyukan kepadanya bahwa; Tidak ada yang berhak diibadahi selain Aku. Maka beribadahlah kalian seluruhnya kepada Aku (saja).” (Qs.     )

Tauhid ini juga yang menjadi sebab perselisihan dan permusuhan antara nabi dan kaumnya. Karena tidak satu pun kaum yang diutus ke tengah mereka seorang rasul melainkan rasul itu mereka dustakan, cela dan bahkan sebagiannya mereka bunuh. Hal ini  karena setiap kali seorang rasul mengajak kaumnya beribadah kepada Allah dan meninggalkan peribadahan kepada selain-Nya, kaum itu menolak seruan nabinya seraya mengatakan;

أجعل الآلهة إلها واحدا إن هذا لشيء عجاب

“Apakah dia menjadikan sesembahan-sesembahan itu sesembahan yang satu saja, sesungguhnya ini benar-benar hal yang mengherankan.” (Qs.    )

Mereka juga berkata seperti yang Allah ceritakan dalam Al Qur’an;

إنهم إذا قيل لهم لا إله إلا الله يستكبرون ويقولون أئنا لتاركوا آلهتنا لشاعر مجنون

“Sesungguhnya mereka apabila dikatakan kepada mereka Laa ilaaha Illallah, mereka menyombongkan diri. Dan mereka mengatakan; Apakah kita akan meninggalkan sesembahan-sesembahan kita untuk mengikuti kemauan seorang penyair gila?”

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa tauhid yang dimaksud adalah menunggalkan (mengesakan) Allah dalam peribadahan.

Kemudian ketika orang-orang musyrikin tersebut beribadah kepada sesembahan-sesembahan itu, bukan karena mereka bisa menciptakan, memberi rezeki atau memiliki alam semesta, melainkan adalah karena bagi musyrikin sesembahan-sesembahan itu adalah perantara-perantara dalam ibadah mereka kepada Allah sebagaimana akan dijelaskan pada bab selanjutnya. [Hakikat Kesyirikan]

Al Mukhalafat fit-Tauhid, Jafar Salih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *