IHSAN ILAHI ZHAHIR

Beliau adalah Asy-Syaikh Al ‘Allamah Ihsan Ilahi Zhahir bin Zhuhur Ilahi bin Ahmad Ad-Din bin Nizham Ad-Din bin Althaf, seorang ulama Pakistan dan termasuk ke dalam deretan para ulama yang mengusung panji peperangan kepada para pengekor firqah-firqah sesat.

Lahir di Sialkot, sebuah kota tua selatan Punjab pada tahun 1363 H (1944 M). Sedari kecil ia sibuk belajar hingga saat usianya 9 tahun, ia sudah menyelesaikan hafalan Al Qur’an. Pendidikan ibtida’iyah (sd dan mutawasshithah (smp) semuanya ia selesaikan di kota kelahirannya. Setelah itu beliau melanjutkan sekolahnya ke Gujranwala lebih kurang 40 km dari tanah kelahirannya.

Di tempat ini beliau belajar selama 8 tahun mempelajari beragam disiplin ilmu agama: Al Qur’an, tafsir, hadits dan ushul hadits, fikih dan ushul fiqh dan bahasa dan cabang-cabangnya.

Dari sana lalu ia melanjutkan belajar di Faisalabad di Universitas As-Salafiyah atau yang dikenal dengan Universitas Ahlul Hadits dan lulus pada tahun 1961. Kemudian pada tahun 1963 bergabung dengan Universitas Islam Madinah sebagai siswa dan selesai pada tahun 1967 dengan gelar Licence dengan predikat mumtaz tertinggi diantara teman seangkatannya. Beliau tetap belajar disana hingga meraih gelar Magister.

Karena keilmuan dan semangatnya yang gigih Ihsan saat itu Universitas Manidah menawarinya menjadi dosen di sana, tapi ia memilih kembali ke negaranya seraya mengutip firman Allah;

ما كان المؤمنون لينفروا كافة فلولا نفر من كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا في الدين ولينذروا قومهم إذا رجعوا إليهم لعلهم يحذرون

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” At-Taubah; 122

Di negerinya Ihsan melanjutkan pendidikannya di Universitas Punjab di fakultas Ilmu Politik. Ia juga ditunjuk sebagai khatib di masjid Ahlulhadits terbesar di Lahore. Semasa hidupnya beliau memiliki beberapa jabatan penting dalam dakwah diantaranya sebagai pimpinan Majma’ Al Buhuts Al Islami, beliau juga pimpinan redaksi majalah Turjuman Al Hadits, yang berada di bawah Jam’iyyah Ahlul Hadits Lahore, Pakistan. Beliau juga menjabat sebagai pimpinan Majalah Ahlul Hadits yang terbit pekanan. Disamping itu beliau sering menjadi pembicara yang diadakan di penjuru dunia seperti Kuwait, Iraq, Saudi Arabia, dan beberapa markaz-markaz dakwah di Amerika.

Semangat belajar yang ada pada diri Ihsan berasal dari keluarganya yang terkenal agamis. Ayahnya Zhuhur Ilahi adalah seorang pedagang sukses yang shalih. Ia sangat ingin ada dari anak-anaknya yang menjadi ulama mujahid. Karena itu Zhuhur Ilahi mengarahkan anak-anak lakinya agar menuntut ilmu agama dan minta darinya agar selalu fokus belajar agama dan tidak perlu mengkhawatirkan rezeki. Disamping Ihsan Ilahi, Zhuhur Ilahi juga memiliki beberapa anak lelaki lain yang mayoritas mereka adalah penuntut ilmu; Fadhl Ilahi Zhahir menjabat dosen di Universitas Al Imam, Riyadh. Mahbub dan Syakur Ilahi Zhahir berdagang melanjutkan usaha orangtuanya. Abid Ilahi Zhahir seorang hafizh dan bergelar Bachalorus dari Pakistan dan melanjutkan ke Universitas Al Imam di Riyadh dan berhasil meraih gelar MA.

Disamping berilmu Ihsan Ilahi juga seorang pemikir, sekaligus juga seorang penulis yang terkenal. Ia sangat menonjol diantara para ulama mujahidin. Memiliki perhatian yang besar terhadap penyimpangan akidah Syi’ah dan firqah-firqah kebatinan yang sesat. Kegigihan beliau dalam membantah mereka berakibat kepada upaya pembunuhan terhadap dirinya.

Pada malam tanggal 23-7-1407 Hijriyah/7 Maret 1987, Jam’iyyah Ahlul Hadits, Lahore mengadakan pertemuan ulama dan ummat Islam. Diantara para pembicara pada malam itu adalah Asy-Syaikh Ihsan Ilahi. Tanpa disangka ternyata sebuah bom waktu meledak dengan hebat dan membunuh 9 orang ulama setempat. Syaikh Ihsan Ilahi mengalami luka yang sangat parah hingga mendapat perawatan darurat selama 4 hari di Pakistan kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Militer di Saudi Arabia berdasarkan permintaan mufti Saudi waktu itu Asy-Syaikh Al ‘Allamah Abdul Aziz bin Baz. Tapi nyawanya tidak tertolong hingga akhirnya beliau wafat pada Senin pagi 30 Rajab 1407 dalam usia yang masih muda 46 tahun. Jasad beliau dimakamkan di komplek pemakaman Baqi’ di Madinah. Semoga Allah menggolongkannya ke dalam barisan syuhada’, amin.

Beliau wafat dengan meninggalkan karya-karya tulis yang berguna, mayoritasnya menjelaskan kesesatan Syi’ah dan firqah-firqah kebatinan seperti;

1- Asy-Syi’ah was Sunnah (1393)

2- Asy-Syi’ah wa Ahlul Bait (cet ke-3 tahun 1403)

3- Asy-Syi’ah wat-Tasyayyu’ Firaq wat-Tarikh

4- Al Isma’iliyyah Tarikh wa ‘Aqa’id (1405)

5- Al Qadiyaniyah (1376)

6- Al Berilliwiyah Aqa’id wa Tarikh (1403)

7- Al Bahaiyah Naqd wa Tahlil (1975)

Dan lain-lain lebih dari 20 karya tulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *