Ibnu Taimiyah رحمه الله berkata:
Para pemimpin adalah orang yang paling memiliki kewajiban untuk menolong agama Rasul dan apa yang dibawanya berupa petunjuk dan agama yang hak, dengan cara mengingkari (perbuatan) yang dilarang oleh Allah, dan apa yang dinisbatkan kepadaNya secara batil, berupa kedustaan, dan perkara-perkara bid’ah , bisa jadi disebabkan karena kebodohan yang menukilnya, ataupun karena kesengajaan, sesungguhnya amar makruf nahi munkar merupakan asas agama ini, dan inti dari perkara makruf adalah tauhid, dan sumber segala kemungkaran adalah syirik.
Sungguh Allah telah mengutus Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan petunjuk dan agama yang hak, yang dengannya Allah membedakan antara Tauhid dan syirik, hak dan batil , hidayah dan kesesatan, petunjuk dan penyimpangan serta antara yang baik dan yang buruk .
barang siapa yang ingin memerintahkan dengan apa yang Allah larang, dan melarang dari apa yang Allah perintahkan, dan dia hendak merubah syariat Allah, baik karna kebodohan ataupun karena ada kepentingan dan hawa nafsu, maka pemimpin memiliki tanggung jawab yang lebih untuk menangulanginya berdasarkan perintah Allah dan RasulNya.
dan dia memiliki tanggung jawab lebih untuk mendukung sepenuhnya apa dibawa oleh Rasul berupa petunjuk dan agama yang hak.
karena sengguhnya Allah ta’aala pasti akan menolong RasulNya dan orang-orang beriman di kehidupan dunia dan hari berdirinya para saksi.
maka barang siapa yang tercapainya kemenangan melalui tangannya maka itu merupakan kebahagian dunia dan akhirat , kalau tidak Allah akan memberikan kemenangan melalui tangan yang lain, dan Dia akan memberikan balasan kepada setiap kaum sesuai dengan amalnya, dan sekali-kali Tuhanmu tidak menzhalimi hambaNya.
Dan Allah telah berjanji bahwasanya agama ini akan senantiasa menang, dan tidak menang kecuali dengan kebenaran, dan barang siapa yang tidak mau menegakan kebenaran, Dia akan menggantinya dengan orang yang mau menegakan kebenaran,
Dia ta’aala berfirman: