Alhamdulillaah, makin banyak yang mulai faham tentang pemahaman ‘ulama Najd dalam perkara tawhid.
Makin banyak pula pengakuan “tdk ada udzur bil jahl dlm perkara ushul dgn rincian” merupakan pemahamannya ‘ulama Najd.
Maka, bagi yang merasa mengikuti ‘ulama Najd dalam masalah ini, sekarang waktunya kembali membaca karya-karya mereka, dan difahami dengan pemahaman mereka.
Baik dari Ushul ats-Tsalatasah, al-Qawa’id al-Arba’, Kitaab at-Tauhid, dst..
Contoh sederhana, misal kita ambil kitab al-Qawa’id al-Arba’ karangan asy-Syaikh Muhammad bin AbdulWahhab:
1. Kitab ini biasa dibahasakan dengan empat kaidah dalam memahami tawhid dan syirik. Atau empat pondasi penting dalam agama. Atau yang semisal.
Setelah mengetahui dalam perkara syirik akbar, pemahaman ‘ulama Najd adalah tidak memisahkan antara perbuatan dan status pelakunya, maka kurang tepat jika membahas kitab ini sebatas perbuatan kesyirikan TANPA membahas status pelaku kesyirikan.
Apalagi jika ditambah dengan pemahaman “perbuatannya kufur, tapi pelakunya tidak kafir sampai diberitahu, sampai dihilangkan syubhatnya, dst”, dimana jelas ini bukanlah pemahamannya ‘ulama Najd dalam perkara syirik akbar.
2. Asy-Syaikh Muhammad juga mempunyai beberapa karya tulis dengan esensi yang sama. Walaupun yang paling terkenal adalah “al-Qawa’id al-Arba'” tanpa embel-embel dibelakangnya.
Tetapi untuk mengetahui maksud asy-Syaikh, sudah selayaknya di-kompromikan dengan judul/risalah beliau yang serupa.
Sehingga dengan ini kita bisa menjawab pertanyaan, “Sebenarnya, empat prinsip tentang apa sih yang dimaukan oleh asy-Syaikh?”
Maka kita dapati ada beberapa judul risalah “Empat Kaidah” beliau yang lain dalam ad-Durar as-Saniyyah:
– أربع قواعد يميز بهن بين مذهب المسلمين ومذهب المشركين
“Empat kaidah untuk membedakan madzhab kaum muslimin dengan madzhab kaum musyrikin”
Ada juga risalah beliau yang lain, yang jelas menunjukan bahwa kitab ini tidak bisa dipisahkan dari pembahasan status pelaku kesyirikan:
– أربع قواعد يميز بها بين المسلمين والمشركين
“Empat kaidah tuntuk membedakan mana muslimin dan mana musyrikin”
Dimana setelah basmalah, beliau rahimahullaah berkata:
فهذه أربع قواعد ذكرها الله في محكم كتابه، يعرف بها الرجل شهادة أن لا إله إلا الله، ويميز بها بين المسلمين والمشركين; فتدبرها
“Inilah empat kaidah yang disebutkan Allaah dalam al-Qur’an, yang seseorang dengannya mengetahui Syahadat ‘Laa ilaaha illaa Allaah’ dan bisa membedakan mana muslimin dan mana musyrikin. Maka tadaburi-lah.”
[Ad-Durar 2/27]
Sehingga sangat penting mempunyai bingkai yang tepat dalam memahami karya-karya ‘ulama Najd. Begitu juga sama pentingnya untuk mengambil penjelasan dari guru yang memang sejalan/sepemahaman dengan ‘ulama Najd.
Semoga bermanfa’at.
Di-posting oleh: Abu Muhammad (admin 2)