Di dalam Al Qur’an sering kita dapati pujian Allah kepada para ulil albab atau orang-orang berakal. Siapakah mereka, dan apa ciri yang membedakan mereka dari selainnya hingga Allah sampai memujinya? Diantara ayat yang menerangkan hal ini adalah firman Allah yang terdapat pada surat Az-Zumar ayat ke-18. Allah Ta’aala berfirman;
الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ
Yang artinya; “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.”
Al ‘Allamah As-Sa’di rahimahullah berkata; disini ada pelajaran yang tersirat, yaitu ketika Allah mengabarkan tentang orang-orang yang Ia puji bahwa mereka adalah orang-orang yang mendengarkan perkataan dan mengikuti yang paling baiknya, seolah dikatakan; adakah cara untuk mengetahui perkataan yang paling baik agar kita bisa memiliki sifat-sifat ulil albab dan agar kita mengetahui barangsiapa mendahulukannya diketahui bahwa ia termasuk ulil albab? Jawabannya, ada. Ucapan yang terbaik adalah apa yang Allah terangkan dalam nas Al Qur’an;
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا
Yang artinya; “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang…”
Kemudian As-Sa’di melanjutkan; Dan diantara bukti berakalnya mereka, mereka mengetahui yang baik dari selainnya dan mendahulukan apa yang seharusnya mereka dahulukan atas selainnya. Ini adalah tanda akal (yang sehat). Bahkan tidak ada tanda (sehatnya) akal selain itu. Karena siapa yang tidak bisa membedakan antara ucapan-ucapan, yang baik dari yang buruk, bukan termasuk orang-orang yang memiliki akal yang lurus, tapi syahwatnya mengalahkan akalnya sehingga dia biarkan akalnya memperturutkan hawa nafsunya sehingga tidak mampu mendahulukan yang terbaik. Yang seperti ini adalah orang yang kurang berakal.
