‘Aql atau akal dalam bahasa Arab artinya melarang atau menahan. Ia disebut akal karena mencegah pemiliknya dari kebinasaan, atau karena ia mengikat hakikat segala hal. Dari sini iqal berasal dari partikel yang sama dengan ‘aql adalah pengikat yang dipakai bangsa Arab setelah syimagh agar tidak mudah lepas. Di dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Pena terangkat dari tiga orang; orang tidur sampai dia terjaga, anak kecil sampai dewasa, dan orang bodoh sampai berakal.” HR. At-Tirmidzi dalam kitab Al Hudud, nomor 1423
Secara istilah akal disebut gharizah atau pemberian yang ada pada setiap manusia. Al Barbahari berkata; “Akal terlahir”. Ar-Rajihi menerangkan maksud Al Barbahari bahwa akal adalah pemberian seperti yang diterangkan oleh Al Imam Ahmad dan Al Haris Al Muhasibi serta selain mereka. Al Qadhi Abu Ya’la berkata; maksud dari gharizah yakni diciptakan sejak awal. An-Najmi berkata; yakni ia dilahirkan bersamaan dengan manusia itu dilahirkan dan berkembang dengan berkembangnya manusia.
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata; “Diantara manusia ada yang mengatakan akal adalah ilmu-ilmu yang bersifat darurat. Ada juga yang mengatakan; akal adalah perbuatan yang sesuai dengan apa yang diketahui. Yang benar bahwa akal mencakup ini dan itu dan terkadang yang dimaukan dengannya adalah gharizah yang terdapat pada manusia yang dengannya ia bisa mengetahui dan membedakan, meraih manfaat dan menghindar dari celaka.”
Akal atau pikiran bawah sadar
Orang yang pertama kali mempopulerkan istilah ini dan menjadikannya sebagai disiplin tersendiri dalam ilmu jiwa adalah Sigmund Freud. Ia dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Unconscious mind” dan dalam bahasa Arab disebut “al ‘Aql al Bathin” atau “al Laawaa’i”
Istilah ini sendiri pada asalnya bersifat global yang memiliki dua kemungkinan.
Pertama, saat kemunculannya pertama kali sebagai cabang dari ilmu kejiwaan istilah ini lebih dekat kepada arti kejiwaan, hati, keinginan, trauma, atau memori dan seterusnya yang dikenal sebagai pusat dari pemikiran, persepsi, perasaan yang terdapat pada jiwa manusia. Dan dalam kitab Al Mausu’ah Al ‘Arabiyah Al ‘Alamiyah dikatakan bahwa ia adalah istilah dalam ilmu jiwa yang menggambarkan pekerjaan pikiran dan persepsi-persepsi serta perasaan yang berputar dipikiran manusia tanpa ia menyadarinya.
Pengertian “Akal/pikiran bawah sadar” dengan makna di atas ini tidak bertentangan dengan syariat. Dari sini tidak sedikit penulis-penulis islam ikut menggunakannya.
Tapi yang menjadi persoalan adalah kemungkinan kedua. Yaitu penggunaannya sesuai yang dipahami oleh ilmu filsafat kebatinan. Dimana ia dianggap sebagai sarana penghubung dengan kekuatan alam semesta, dimana melaluinya seseorang dapat mencapai makrifat dan pengetahuan tentang perkara-perkara gaib. Hal ini persis seperti yang diutarakan Ibnu Arabi dalam teorinya. Karena itu beberapa pelatihan yang dirutinkan para pengikut NLP (Neuro lingustik Programing) diklaim menyembuhkan seseorang dari perangai buruk dan kebiasaannya yang jelek melalui metode menyelami pikiran bawah sadar si pasien. Begitu juga klaim LOA (Law of attraction) yang diyakini dapat merubah sesuatu tanpa melalui sebab syar’i maupun qadari /kauni melainkan cukup dengan menyelami alam bawah sadar.
Joseph Murphi dalam bukunya The Power of Subconsious mind, buku ini diantara sekian buku yang berbicara tentang pengembangan diri (self development). Ia berbicara tentang bagaimana berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar dan menegaskan bahwa afirmasi positif (ucapan baik) atau negatif memiliki power yang dapat memprogram alam bawah sadar seseorang semakin baik atau buruk.
Dr. Sami Al Qudumi dalam bukunya Al Haqiqat Asy-Syar’iyyah lil Barmajah Al Lughawiyah yang artinya Hakikat NLP (Neuro Lingustik Programing) berkata;
“Pikiran bawah sadar merupakan pusat dari filsafat ini. Mari kita simak apa yang ditulis oleh pakar NLP tentang hal ini dia adalah Antonio Robbins dalam bukunya Unlimited Power. Ia berkata;
“Adapun Dr. Joseph Murphy telah menyebutkan dalam bukunya The Power of Your Subconsious Mind; Kekuatan mukjizat yang terpendam dalam pikiran bawah sadar ini mampu untuk menyembuhkanmu dari penyakit, memberikanmu kehidupan dan kekuatan baru.”
Dr Murphy dalam bukunya Grow Rich With The Power of Your Subconsious Mind membuat satu pasal tentang bagaimana memanfaatkan pikiran bawah sadar dalam meraih kekayaan. Ia berkata;
“Saat kamu akan pergi tidur di malam hari, ucapkanlah kata “kaya” secara berulang-ulang dengan perlahan, tenang dan penuh perasaan….kamu akan dapati hasil yang mencengangkanmu. Kamu akan dapati kekayaan menyerbumu. Ini contoh lain yang menunjukkan kekuatan ajaib dari pikiran bawah sadarmu.”
Apabila kita dudukkan dengan akidah Islam “Pikiran Bawah Sadar” ini bagi penganut filsafat materialisme telah menjadi berhala yang diibadahi selain Allah. Bagi mereka teori inilah yang berperan dalam memberi mereka rezeki dan kesembuhan. Seperti yang telah disinggung diatas ia pertamakali dipopulerkan oleh seorang yahudi Austria Sigmund Freud yang mengatakan; “Kita sepatutnya menghilangkan semua agama-agama”. Dan ini juga yang disebutkan oleh buku-buku yang berbicara tentang NLP, bahwa pikiran bawah sadar memiliki peran penuh terhadap semua lini kehidupan yang ada pada jasad manusia. Ia mengetahui bagaimana mengurai persoalan-persoalan, ia juga yang menjadikanmu sehat atau sakit, bahagia atau sengsara, kaya atau miskin. Dimana penanaman teori ini, yakni bahwa pikiran bawah sadar memiliki kekuatan global, secara perlahan akan menggantikan peran agama dalam kehidupan dan mencabut keimanan seorang muslim kepada Allah Ta’aala!
Hanya kepada Allah kita mohon pertolongan, memanjangkan umur kita di atas tauhid dan wafat diatasnya, amin.
Jafar Salih
Tajurhalang,10 Safar 1445 (27 Agustus 2023)