Abul Hasan Muhammad bin Abdul Malik Al Karji Asy-Syafi’i yang wafat pada tahun 532 H berkata dalam kitabnya Al Fushul fil Ushul ‘An Al A’immah Al Fuhul:
«مَنْ قَالَ: أَنَا شَافِعِيُّ الشَّرْعِ أَشْعَرِيُّ الِاعْتِقَادِ قُلْنَا لَهُ: هَذَا مِنْ الْأَضْدَادِ، لَا بَلْ مِنْ الِارْتِدَادِ. إذْ لَمْ يَكُنْ الشَّافِعِيُّ أَشْعَرِيَّ الِاعْتِقَادِ. وَمَنْ قَالَ: أَنَا حَنْبَلِيٌّ فِي الْفُرُوعِ مُعْتَزِلِيٌّ فِي الْأُصُولِ، قُلْنَا: قَدْ ضَلَلْت إذًا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ فِيمَا تَزْعُمُهُ، إذْ لَمْ يَكُنْ أَحْمَدُ مُعْتَزِلِيَّ الدِّينِ وَالِاجْتِهَاد»ِ. ثم قَالَ: «وَقَدْ اُفْتُتِنَ أَيْضًا خَلْقٌ مِنْ الْمَالِكِيَّةِ بِمَذَاهِبِ الْأَشْعَرِيَّةِ، وَهَذِهِ وَاَللَّهِ سُبَّةٌ وَعَارٌ، وَفَلْتَةٌ تَعُودُ بِالْوَبَالِ وَالنَّكَالِ، وَسُوءِ الدَّارِ عَلَى مُنْتَحِلِ مَذَاهِبِ هَؤُلَاءِ الْأَئِمَّةِ الْكِبَارِ، فَإِنَّ مَذْهَبَهُمْ مَا رَوَيْنَاهُ: مِنْ تَكْفِيرِهِمْ: الْجَهْمِيَّة وَالْمُعْتَزِلَةَ وَالْقَدَرِيَّةَ والواقفية وَتَكْفِيرِهِمْ اللَّفْظِيَّةَ».
“Barangsiapa berkata; “Saya pengikut Syafi’i dalam fikih dan Asy’ari dalam akidah”, kami bilang kepadanya; Ini kontradiktif bahkan termasuk riddah. Karena Syafi’i (sendiri) bukan pengikut Asy’ari dalam akidah. Dan barangsiapa mengatakan: “Saya pengikut Ahmad bin Hanbal dalam fikih dan seorang mu’tazilah dalam akidah”, kami bilang kepadanya: Anggapanmu itu menandakan bahwa kamu telah sesat dari jalan yang lurus, karena Ahmad bin Hanbal bukan seorang mu’tazilah dalam beragama dan ijtihad (akidah).
Kemudian beliau berkata: Sebagian dari pengikut mazhab Imam Malik juga telah terkecoh dengan mazhab-mazhab Asy’ari. Sesungguhnya hal ini adalah kehinaan dan cela, serta ketergelinciran yang membawa kepada bencana dan musibah dan keburukan atas orang-orang yang menjadi pengikut mazhab para imam-imam besar. Karena sesungguhnya mazhab mereka adalah apa yang kami riwayatkan bahwa mereka mengkafirkan Jahmiyah, Mu’tazilah, Qadariyah dan Al Waqifiyah. Dan mereka juga mengkafirkan Al Lafdziyah.”
